Berita

Ichsanuddin Noorsy/Net

Politik

Ichsanuddin Noorsy: Pemerintah Sering Terkecoh Pada Angka Pendapatan, Bukan Efek Domino

JUMAT, 06 DESEMBER 2019 | 10:56 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kebijakan ekonomi fiskal yang dikeluarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dianggap bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Hal itu terlihat dari kebijakan ekspor impor Indonesia yang menguntungkan asing dan merugikan masyarakat, sehingga cenderung kepada penerapan sistem ekonomi neo liberalisme.

Pakar ekonomi dan kebijakan publik Ichsanuddin Noorsy mengatakan, defisit neraca perdagangan yang pada Oktober 2019 surplus 161,3 juta dolar AS bukan berarti menunjukkan pengelolaan keuangan negara baik.

Sebab, pemerintah seringkali mengeluarkan kebijakan yang hanya melihat perolehan angka pendapatan, bukan kepada efek domino yang terjadi di dalam negeri.

"Contoh sederhannya gini, kita ekspor ke Jepang gas, kita ekspor sumber daya dengan harga murah. Jepang mengekspor lagi kemari dengan harga mahal. Jadi kerja Jepang sekali kerja, kita sesungguhnya 5 kali, gitu loh," katanya saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (5/12).

Kebijakan yang mementingkan revenue tersebut, dijelaskan Ichsan, bertentang dengan ekonomi konstitusi, yakni pembukaan UUD 1945 dan relasinya dengan pasal 18, pasal 23, pasal 27 ayat (2), pasal 28, pasal 31, pasal 32, pasal 33, dan pasal 34.

"Ini kesalahannya tidak dilihat dari substansinya, tapi dilihatnya pada angka. Seolah-olah ketika surplus gitu ya, seperti misalnya Indonesia dengan Jepang tadi," ujarnya.

"Dalam bahasa yang sederhana ini bukti bahwa kebijakan neo liberal itu tidak cocok untuk Indonesia dan bertentang dengan Pancasila yang upayanya tidak terjadi ketimpangan struktural dan agar tidak terjadi ketimpangan regional," tutup Ichsan menambahkan.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

PDIP Minta Seluruh Kader Banteng Tenang

Kamis, 20 Februari 2025 | 23:23

Megawati Instruksikan Kepala Daerah dari PDIP Tunda Retret ke Magelang

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:43

Wujudkan Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan, Pemerintah Luncurkan FAST Programme

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:27

Trump Gak Ada Obat, IHSG Terseret Merah

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:26

Uchok: Erick Thohir Akali Prabowo soal Danantara

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:24

Hasto Ditahan, Megawati Tidak Menunjuk Plt Sekjen PDIP

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:21

Resmi Pimpin Banten, Andra Soni-Dimyati Diingatkan Jangan Korupsi

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:18

KPK Tahan Hasto, PDIP: Operasi Politik Mengawut-awut Partai

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:17

Hasto Ditahan, PDIP: KPK Dikendalikan dari Luar Melalui AKBP Rossa

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:16

Adityawarman Adil Apresiasi BSF CGM 2025: Gambaran Kekayaan Budaya Kota Bogor

Kamis, 20 Februari 2025 | 21:56

Selengkapnya