Muslim Uighur jadi "rebutan' AS dan China/Net
Media-media resmi pemerintah China menyatakan kecamannya atas Rancangan Undang-Undang (RUU) Uighur yang telah diloloskan oleh Dewan Perwakilan Amerika Serikat (AS). Mereka juga menyerukan akan melakukan pembalasan keras terhadap "serangan" AS tersebut.
Di antara media-media itu adalah People's Daily, China Daily, dan Global Times. Ketiganya adalah media bilingual besutan pemerintah China yang kurang lebih mengungkapkan hal yang sama terkait RUU Uighur yang tengah digodok pemerintah AS dalam editorialnya Kamis, (5/12).
Di halaman depan P
eople's Daily, Partai Komunis China mengatakan AS telah menyembunyikan niat jahat yang sangat menyeramkan dalam pengesahan RUU tersebut.
Sementara dalam
China Daily disebutkan RUU tersebut telah menusuk China dari belakang di tengah upaya kesepakatan dagang kedua negara. Dan
Global Times menyatakan China harus siap untuk melakukan pertempuran panjang dengan AS.
Ketiga media itu juga menggemakan komentar Jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying pada Rabu kemarin (4/12).
"Setiap kata dan perbuatan yang salah harus membayar (akibatnya)," ujar Hua seperti yang dimuat
Channel News Asia. Sebelumnya, pemerintah China pun telah memberikan peringatan kepada AS bahwa RUU tersebut dapat mempengaruhi kerja sama bilateral kedua negara. Termasuk kesepakatan dagang tahap satu yang masih belum juga ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China XI jinping.
Sementara pihak China sudah ketar-ketir, nyatanya RUU ini di AS masih harus menjalani berbagai proses panjang. Setelah disetujui oleh 407 berbanding 1 suara dari Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Selasa (3/12), RUU Uighur harus disetujui oleh Senat sebelum akhirnya diserahkan kepada Trump untuk ditandatangani atau diveto.