Berita

Ilustrasi Peretas/Net

Pertahanan

Beromzet Miliaran, Begini Modus Para Hacker Remaja Yang Bobol Kartu Kredit

KAMIS, 05 DESEMBER 2019 | 08:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kepolisian Daerah Jawa Timur memaparkan modus yang dilakukan ketua komplotan pelaku pembobol kartu kredit, yaitu dengan merekrut peretas baru.

"Modusnya, Hendra, ketua kelompok ini, membuka lowongan untuk posisi cleaning service di media sosial dengan syarat cukup lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)," terang Kasubdit V Siber Polda Jatim, AKBP Cecep Susatya di Mapolda setempat di Surabaya, Rabu (4/12).


Tak ada syarat khusus lain yang dicantumkan, hanya lulusan SMK dan punya kemampuan komputer, sambungnya.


Hendra akan menyeleksi dan memanggil pelamar yang memenuhi kriteria untuk dilakukan tes secara langsung. Pelamar akan diberi training.

"Begitu mereka datang mereka dikasih tugas semacam training.  Mereka diajari spamming, Google id, dan sebagainya. Sesuai divisi tugas yang ada," ujar Cecep.


Pelamar yang sudah mendapat pelatihan dijadikan spammer , akan ditugasi mengirim berbagai penawaran iklan yang bisa dibayar dengan kartu kredit secara acak. Nilai yang dibayar  tiap akun nilainya Rp400 ribu.

"Caranya mereka mengiklankan produk orang, atau perusahaan luar. Nah untuk mengiklankan dia harus bayar, tapi bayarnya di Google, dalam bentuk dolar," ucapnya.

Kebanyakan korbannya warga negara Eropa dan Amerika karena sistem perbankan di sana lebih mudah.

"(Perbankan di sana) bila nasabah yang punya kartu kredit mengklaim tidak melakukan transaksi sesuatu, pihak bank punya kewajiban me-refund dana yang keluar dari nasabah. Jadi merasa tidak ada yang dirugikan," kata Cecep.

Sebelumnya, Polda Jatim menggerebek praktik penipuan berbasis siber menggunakan kartu kredit di kawasan Balongsari Tama, Tandes, Surabaya, pada Senin lalu (2/12).  Sebanyak 18 tersangka diamankan. Rata-rata usia tersangka sekitar 20 tahun.

Kejahatan tersebut terorganisasi dan sudah berjalan selama tiga tahun dengan omzet mencapai 40.000 dolar AS.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya