Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Dokter Jepang Tewas Diberondong Tembakan Di Afganistan

KAMIS, 05 DESEMBER 2019 | 08:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dokter asal Jepang yang menjadi relawan di Afganistan, dr. Tetsu Nakamura (73), tewas diberondong tembakan oleh orang tidak dikenal ketika mobilnya melintas di jalanan Kota Jalalabad, Provinsi Nangarhar.

"Sangat disayangkan dr. Nakamura meninggal akibat luka tembak dalam serangan hari ini," kata juru bicara Provinsi Nangarhar, Attaulah Khogyani, Rabu (4/12).

Lima warga Afghanistan juga tewas. Mereka adalah tiga pengawal, seorang sopir, dan satu rekannya.


Dari hasil otopsi, Nakamura tertembak pada bagian dada sebelah kanan. Dia meninggal ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Nakamura tergabung dalam misi damai bidang kesehatan. Melansir AFP, Rekannya, Mitsuji Fukumoto, menyatakan sampai saat ini belum mengetahui motif penembakan.

"Saya tidak tahu alasan di balik serangan itu, apakah perampokan atau ada konflik kepentingan," kata Fukumoto.

Sepak terjang Nakamura sebagai aktivis kesehatan yang berada di daerah konflik cukup mengilap. Pada 2003, Nakamura yang lahir di Fukuoka meraih penghargaan Ramon Magsaysay untuk perdamaian.

Nakamura mendirikan organisasi bantuan  sejak 1984. Dia bermukim di Afghanistan dan Pakistan sejak 1980-an untuk menangani pasien lepra.

Nakamura juga salah satu aktivis yang menentang penyerbuan Amerika Serikat ke Afghanistan pada 2001, usai tragedi serangan Wolrd Trade Center pada 11 September di tahun yang sama.

Kelompok Taliban menolak bertanggung jawab terkait kejadian itu. Mereka menyatakan menghormati lembaga yang turut membantu pembangunan Afghanistan.

Nangarhar dilaporkan menjadi basis kelompok bersenjata simpatisan Negara Islam (ISIS-Khurasan). Meski mereka disebut berhasil dipukul mundur, tetapi sebagian kecil pengikutnya diperkirakan masih berada di sana

Serangan terhadap relawan asing juga kerap terjadi di Afghanistan. Pada 24 November lalu, seorang warga AS yang menjadi staf Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Anil Raj, meninggal setelah mobil yang ditumpanginya diserang bom di Ibu Kota Kabul.

Pada Mei lalu, kelompok Taliban menyerang kantor organisasi relawan asal AS, Counterpart International. Sebanyak sembilan orang meninggal dalam serangan itu.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya