Berita

Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya/Net

Publika

Bali And Papua Are Indonesia

RABU, 04 DESEMBER 2019 | 21:58 WIB | OLEH: TANTOWI YAHYA

“Saya belum pernah ke Indonesia tapi sering ke Bali”.

INI adalah jawaban dan pernyataan yang sering kita dengar di luar negeri sehabis kita bicara atau menjelaskan tentang Indonesia. Kita geli bercampur kesal dan terkadang juga dongkol dan saya rasa itu normal.

Rasanya kita sudah habis-habisan mempromosikan Indonesia tapi masih banyak juga ternyata yang belum ngeh Bali adalah bagian dari kita. Sebagai orang Indonesia, pastilah kita penasaran kerancuan ini bermula dari mana dan sejak kapan.


Saya coba buka Google untuk cari tahu sejarah promosi Bali dalam berbagai ragam dan bentuknya. Saya mulai dari pariwisata karena dari sinilah Bali dikenal dunia. Dugaan saya ternyata benar, promosi pariwisata Bali sejak zaman Hindia Belanda jarang dikaitkan dengan Indonesia.

Bali dipromosikan seperti sebuah negara sendiri. Ini berbeda dengan beberapa destinasi di Asean, sebagai contoh Pattaya dan Phuket. Kedua tempat eksotis ini hampir tidak pernah lupa mencantumkan nama Thailand di belakangnya. Sama halnya dengan Langkawi yang selalui diikuti dengan negaranya, Malaysia.

Ironisnya “kekeliruan” ini kita pertahankan hingga kini. Promosi Bali sebagai destinasi pariwisata nomor satu jarang diikuti dengan kata Indonesia. Kita selama ini berkeyakinan dunia tahu Bali itu adanya di Indonesia, tapi kenyataannya sebagaimana cerita saya di atas -ternyata tidak.

Dalam konteks yang sama namun dengan latar belakang berbeda, Papua di luar negeri juga sering dianggap dan bahkan untuk kepentingan politik kelompok tertentu diposisikan sebagai bukan bagian dari Indonesia. Penyebabnya macam-macam, namun bisa dikelompokkan menjadi dua saja agar sederhana; Sosial Budaya dan Politik.

Kekurangaktifan kita untuk mempromosikan Papua dengan keunikannya sebagai provinsi dengan penduduk berumpun Melanesia menjadi penyumbang signifikan ketidaktahuan dunia bahwa Papua adalah juga Indonesia. Imej Indonesia sebagai negara Asia yang mayoritas penduduknya dari ras melayu sudah lama terbangun. Sehingga ketika dunia melihat ada rakyat Indonesia dari ras Melanesia, mereka jengah.

Celah ini dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang tidak menginginkan Papua dalam NKRI untuk memprovokasi Papua lepas dari Indonesia.

Sebelum kita merdeka dan menjadi Indonesia, negeri yang kita tempati sekarang ini dulunya bernama Hindia Belanda yang cakupan wilayahnya membentang dari Sabang sampai Mereuke. Prinsip hukum internasional, Uti Possidetis Juris (yang anda miliki berdasarkan hukum) menyatakan bahwa wilayah dari negara yang baru berdaulat sama persis dengan wilayah saat mereka belum merdeka.

Berdasarkan prinsip hukum internasional ini, Papua adalah bagian sah dari Indonesia. Masyarakat Papua sebagaimana masyarakat kita dari rumpun dan ras lainnya adalah juga rakyat Indonesia. Ini prinsip dari hukum internasional yang dianut oleh semua negara.

Memberitahu dan diseminasi informasi bahwa Bali dan Papua adalah Indonesia sudah menjadi tugas dari perwakilan-perwakilan Indonesia di luar negeri. Dalam berbagai cara dan acara selama relevan dan memungkinkan,informasi ini terus kami sampaikan.

Saya sebagai Duta Besar beberapa kali memenuhi undangan dari sekolah dan lembaga di Selandia Baru untuk memberikan ‘stadium general’ tentang Indonesia. Kesempatan ini saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memberikan pemahaman tentang Indonesia, termasuk di dalamnya tentang wilayah dan teritorial kita.

Penulis adalah Dubes RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya