Berita

Bendera Papua Nugini/Net

Dunia

Hati-hati Dengan Utang China, Papua Nugini Sudah Terjebak

JUMAT, 29 NOVEMBER 2019 | 22:20 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Papua Nugini (PNG) agaknya sudah terjebak dengan utang luar negerinya ke China. Sebab pada 2023 mendatang, pembayaran tahunan negeri mutiara hitam ini diperkirakan meningkat sebesar 25 persen yang membuatnya harus terseok-seok.

Terakhir, utang luar negeri Papua Nugini melonjak dari 10 persen ke 42 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada anggaran tahun terakhir. Padahal batas aman utang luar negeri suatu negara adalah 35 persen.

Dalam dokumen anggaran Papua Nugini yang dirilis Kamis (28/11), tidak diinformasikan berapa total utang ke China. Namun dari jadwal pembayaran, terlihat kreditor bilateral terbesar PNG adalah China dengan kewajiban pembayaran tahunan 67 juta dolar AS atau Rp 945 miliar (Rp 14.109/dolar AS) pada 2023.

Utang tersebut menjadi persoalan saat Papua Nugini menjadi tuan rumah kerja sama ekonomi Asia-Pasifik (APEC) tahun lalu.

"Pada saat itu kami di tengah-tengah ekstravaganza APEC. APEC harus karpet merah, jalan-jalan baru yang mewah, semuanya terfokus di Port Moresby, dan (mobil sedan) Maserati," ujar Bendaharawan Ian Ling-Stuckey seperti dilansir oleh Reuters.

"Sekarang, kami memiliki perdana menteri baru yang harus melakukan perjalanan kelas ekonomi," lanjutnya seraya menambahkan bahwa pembelian sedan Maserati Quattroporte pada saat itu memicu protes publik mengingat kondisi kemiskinan yang sedang terjadi di negara itu.

Sekutu lama Papua Nugini, Amerika Serikat sebelumnya telah memperingatkan ekonomi predator yang dilakukan China. Namun Papua Nugini lebih tertarik beralih ke China karena negara tersebut sudah hampir menguasai Pasifik.

"Anda memiliki beberapa pinjaman yang hanya tinggal klik, namun pembayaran yang menjadi masalah," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Think Tank Institute National Affairs, Paul Barker.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya