Berita

Gedung KPK/Net

Hukum

Harapan WP KPK Kepada Pegawai Yang Menolak Jadi ASN

KAMIS, 28 NOVEMBER 2019 | 11:52 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) membenarkan ada sejumlah pegawai lembaga antirasuah tersebut yang mengundurkan diri lantaran pemerintah akan menjadikan pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negeri (ASN) alias PNS.

Ketua WP KPK Yudi Purnomo menyebut bahwa keputusan itu merupakan hak mereka. Terlebih, yang bersangkutan sudah mendapat tempat kerja bagus untuk mengaplikasikan ilmu dan pengalaman dalam memberantas korupsi.

“WP KPK berharap mereka akan menjadi agen-agen integritas dan antikorupsi di tempat baru," katanya dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (28/11).

Namun demikian, Yudi berpesan agar pegawai KPK lainnya tetap bertahan dalam situasi apapun yang tengah dihadapi. Termasuk menghadapi kriminalisasi yang terjadi seperti yang dialami penyidik senior Novel Baswedan.

“Yang seumur hidup kehilangan matanya demi memberantas korupsi besar," jelasnya.

Ketua KPK Agus Rahardjo sempat menyampaikan bahwa sudah ada tiga pegawai KPK yang mengundurkan diri karena menolak menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Hal itu disampaikan Agus saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/11).

"Yang mengajukan mundur sudah tiga orang. Sisanya masih wait and see,” kata Agus.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang beberapa waktu lalu mengatakan sejumlah pihak masih memiliki pandangan berbeda terkait perubahan status pegawai KPK menjadi ASN.

Di sisi lain, kata Saut, terdapat pegawai KPK yang ingin pindah karena merasa tak keren menjadi abdi negara.

"Karena saya dengar ada yang merasa tidak keren kalau pegawai KPK jadi ASN. Jadi mereka mau pindah," ucapnya.

Peralihan status kepegawaian di KPK menjadi PNS merupakan konsekuensi pengesahan UU 9/2019 tentang KPK yang resmi berlaku mulai 17 Oktober lalu. Pada UU 19/2019, soal pengangkatan para pegawai KPK menjadi ASN itu tercantum dalam pasal 1 nomor 6, pasal 24 ayat 2, pasal 69 B dan pasal 69 huruf C.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya