Berita

Dahlan Iskan tinjau hasil penelitian baterai nuklir/Ist

Nusantara

Didukung Dahlan Iskan, Peneliti UGM Ciptakan Baterai Nuklir

SABTU, 23 NOVEMBER 2019 | 23:40 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Sebuah prototipe baterai nuklir diciptakan oleh tim peneliti dari Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada (UGM).

Baterai tersebut merupakan hasil penelitian 4 orang dosen dengan dibantu enam asisten peneliti yang dapat digunakan untuk peralatan elektronik.

Ketua tim peneliti, Yudi Utomo Imardjoko menjelaskan, penelitian tersebut terjadi berkat pendanaan yang diberikan oleh mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.

"Awalnya didanai beliau (Dahlan Iskan) karena beliau ingin ada sesuatu yang bisa di-create dari teknologi nuklir Indonesia, tidak hanya teoritis. Ini bukti kami sudah melakukan sesuatu yang ada hasilnya walaupun masih kecil, tinggal scale-up saja," jelas Yudi, dalam keterangan yang diterima redaksi Sabtu (23/11).

Meski belum sempurna, namun prototipe tersebut diklaim sudah cukup baik dibanding hasil penelitian lainnya. Proyek inipun dalam dua tahun belakangan mendapat pendanaan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan.

Untuk membuat prototipe tersebut, beragam kendala dihadapi tim peneliti, salah satunya biaya komponen Plutonium 238 yang mahal dan harus didatangkan dari Rusia.

"Harga per keping hanya 12 dolar, tapi begitu sampai sini harganya itu 8.600 dolar per keping," jelas mantan Dirut Industri Nuklir Indonesia (Inuki) ini.

Merespons hal itu, Dahlan Iskan yang meninjau hasil kerja Yudi cs di Pusat Studi Ilmu Teknik UGM, Jumat (22/11), mengatakan, kendala tersebut bisa diatasi jika Indonesia memiliki reaktor Torium sendiri.

"Reaktor Torium itu desainnya sudah jadi, dibuat oleh bapak-bapak ahli nuklir ini, kebetulan itu saya yang mendanai. Desainnya sudah jadi, tinggal bagaimana cara mewujudkannya," tutur Dahlan.

Pada kunjungannya ke Pusat Studi Ilmu Teknik UGM, Dahlan Iskan mendengarkan penjelasan dari tim peneliti terkait komponen serta cara kerja baterai. Selain menggunakan Plutonium, baterai ini juga dilengkapi dengan sel surya untuk memperbesar listrik yang dihasilkan.

"Baterai nuklir ini dikonversi secara tidak langsung. Keluarannya kecil, maka digabung dengan sel surya supaya semakin besar output-nya," terang Elly, salah satu asisten peneliti.

Ke depan, diharapkan baterai tersebut dapat dikembangkan agar menghasilkan output lebih besar dan memiliki ukuran yang lebih kecil agar dapat dimanfaatkan secara lebih luas.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya