Berita

Konferensi bertajuk 'Merawat Kebhinekaan Melalui Kebebasan Beragama' /RMOLJateng

Nusantara

Lembaga Studi Sosial Dan Agama: Anak Muda Sekarang Mudah Terpapar Radikalisme

SELASA, 19 NOVEMBER 2019 | 04:43 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Sebagian anak muda saat ini lebih mudah terpapar radikalisme. Hal tersebut disampaikan koordinator Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA), Tedi Kholiludin dalam konferensi bertajuk 'Merawat Kebhinekaan Melalui Kebebasan Beragama' di IFGF Semarang.

Menurut Tedi, besarnya semangat anak muda untuk mempelajari agama tak dibarengi dengan usaha untuk mempelajari secara mendalam.

"Sehingga berpotensi besar untuk terpapar radikalisme. Misal seperti ini, bagi anak muda saat mereka terlibat dalam gerakan penolakan rumah ibadah, itu menarik bagi mereka. Ya contoh besarnya kalau misal mereka mau melakukan bom bunuh diri," kata Tedi dilansir Kantor Berita RMOLJateng, Senin (18/11).

Terdapat beberapa alasan mengapa anak muda saat ini lebih muda terpapar radikalisme. Pertama, katanya, adanya semangat perlawanan terhadap penindasan.

Kemudian adanya keinginan untuk dapat eksis dalam sebuah lingkungan sosial. "Ada juga soal semangat belajar agama. Namun tidak secara mendalam," tegasnya.

Oleh karenanya, para pemuda diimbau dapat belajar agama secara mendalam. Dia juga mengingatkan bahwa tidak semua kegiatan keagaman selalu berkaitan dengan agama.

"Banyak agenda dan kepentingan yang saat ini sudah masuk dalam agenda keagamaan. Ini yang harus diteliti agar anak muda tidak mudah terseret ke dalam radikalisme," tuturnya.

Sementara itu, koordinator acara, Boas Panggabean mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada umat beragama minoritas agar tidak mudah tersulut amarah pada aksi persekusi yang marak terjadi.

"Kita harus mengubah diri. Kita harus menjadi agen dalam merawat kebhinekaan ini. Kita tidak bisa melakukan pembalasan karena itu akan jadi sama saja," tegas Boas.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya