Berita

Jokowi dan Surya Paloh tunjukkan bahwa politik itu dinamis/Net

Politik

Sikap Politik Surya Paloh Dan Jokowi Tunjukkan Gaya Retorika Politik Yang Multitafsir

SELASA, 12 NOVEMBER 2019 | 10:09 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Dinamika politik yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menunjukkan gaya politik baru di Indonesia. Menunjukkan bahwa politik itu sangat dinamis.

Manuver yang dilakukan Surya Paloh menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat. Manuver tersebut menimbulkan multitafsir serta perdebatan publik.

"Cukup dramatis, menarik, sempat memancing kontroversi, namun diperlukan," ucap Director for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/11).

Nyarwi menambahkan,"Saya menyebutnya kira-kira Fire Political Rhetoric. Sebuah gaya retorika politik yang menghangatkan atau memanaskan dan memancing tafsir dan perdebatan publik."

Hal itu dapat dilihat dari sikap keduanya yang memicu perdebatan di masyarakat. Seperti rangkaian pernyataan Presiden Jokowi di acara Golkar dan Kongres II Partai Nasdem.

"SP (Surya Paloh) dan Jokowi dalam acara malam tadi (memunculkan) tradisi baru dalam politik di negeri ini yang itu sudah lama dikembangkan politisi di negara-negara demokrasi maju. Termasuk para elite Parpol juga," jelasnya.

Menurut Nyarwi, sikap yang ditunjukkan Surya Paloh dan Jokowi penting untuk dilihat masyarakat, untuk memberikan pelajaran bahwa dunia politik itu sangat dinamis.

"Ini bagus juga kalau kemudian mereka bisa menunjukkan atau memberikan pelajaran kepada publik dan elite politik lain tentang hal-hal yang substansial dalam proses politik dan demokrasi," ungkapnya.

"Meski bisa menggunakan kalimat yang remeh temeh atau dumbing down seperti pelukan erat, cemburu soal pelukan, wajah cerah, dan lain sebagainya. Namun ada hal-hal mendasar dan substantif menjadi bahan perdebatan publik yang sehat," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya