Berita

Presiden Joko Widodo saat pidato pelantikan/Net

Publika

Soal Investasi Yang Kalah & Reformasi Birokrasi: Semoga Presiden Jokowi Tidak Salah Diagnosis Persoalan

MINGGU, 10 NOVEMBER 2019 | 00:23 WIB

“Investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan. Prosedur yang panjang harus dipotong.

Birokrasi yang panjang harus kita pangkas. Eselonisasi harus disederhanakan. Eselon I, eselon II, eselon III, eselon IV, apa enggak kebanyakan?

Saya akan minta untuk disederhanakan menjadi 2 level saja. Diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi.”

                                                    Pidato Presiden Joko Widodo, 20 Oktober 2019

SEJAK pidato presiden Jokowi disampaikan, polemik tentang penghapusan jabatan eselon 3 dan 4 terus berkembang. Beberapa pejabat daerah juga ikut bersuara, terutama berkaitan dengan kekhawatiran penurunan hak kesejahteraan, penurunan pangkat, dll.

Akan tetapi mungkin kita juga perlu membaca kembali konteks dari persoalan reformasi birokrasi yang diungkap dalam pidato Jokowi di atas. Menurut saya, yang perlu digarisbawahi dari isi pidato tersebut adalah “persoalan investasi” yang berhubungan dengan kebutuhan “penciptaan lapangan kerja baru”.

Persoalan investasi ini, setidaknya telah diungkapkan beberapa kali oleh Jokowi. Silakan mencoba googling dengan kata kunci “Jokowi investasi Indonesia kalah”, maka kita membaca pernyataan kesal, bingung, marah dari presiden Jokowi akibat banyak investasi yang lebih memilih berlabuh di negara-negara tetangga daripada ke Indonesia.

Menurut ekonom senior Rizal Ramli, kenapa investasi dari luar negeri lebih banyak berlabuh di negara-negara tetangga kita, karena memang negara tetangga kita bisa tingkatkan pertumbuhan ekonominya di atas Indonesia yang hanya 5 persen.

“Mending mereka ke India (7,1 persen), Vietnam (7,1), Filipina (6,2), bahkan Bangladesh (7,7),” ungkap anggota panel ahli ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa 2007-2012, Dr Rizal Ramli

Indonesia saat ini memang menghadapi tantangan dengan meningkatnya jumlah usia produktif (bonus demografi) yang belum terjawab oleh penyediaan lapangan kerja yang layak.

Data statistik menunjukkan bahwa jumlah pengangguran lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi masih yang tertinggi jumlahnya. Sehingga membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi untuk bisa menyerap jumlah usia produktif yang membutuhkan lapangan kerja baru.

Oleh karenanya, jika yang dimaksud pak Jokowi dalam pidatonya pada hari pelantikannya sebagai presiden untuk periode keduanya itu adalah persoalan investasi yang datang ke Indonesia kalah dari negara lain, maka jawabannya adalah bukan semata persoalan reformasi birokrasi yang hanya menyangkut persoalan mental birokrat yang suka berbelit-belit. Tapi lebih dari itu adalah leadership dan mental dari pejabat publik dalam kabinet yang dipilih oleh pak Jokowi.

Pertanyaannya, apakah pejabat publik di Kabinet Indonesia Maju, khususnya di bidang ekonomi, saat ini benar-benar sudah meninggalkan cara-cara “business as usual” yang monoton, kurang inovatif, ketergantungan terhadap utang, tidak berani ambil terobosan, berpotensi KKN, dll?

Mungkin pak Jokowi perlu kembali mengecek ulang maksud dari gerakan revolusi mental yang pernah dideklarasikannya.

Agus Priyanto

Peneliti LSP (Lingkar Studi Perjuangan)

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya