Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Publika

Manipulator Agama

JUMAT, 01 NOVEMBER 2019 | 21:45 WIB

IDE Jokowi agar mengubah istilah dari radikalisme menjadi manipulator agama sepertinya ide brilian, tetapi sebenarnya tidak. Itu ide yang enteng-enteng saja. Bahkan bisa berkonotasi lain dan dapat menembak sana-sini. Gagasannya adalah tentu si radikal itu telah melakukan manipulasi agama. Beragama dengan tidak benar.

Dalam Al Quran yang mendekati pemaknaan, manipulasi agama adalah yang tertuang dalam Surat Al Maa'uun. Di sana terinci kriteria "pendusta agama" atau "manipulator agama". Surat ini biasa dikaitkan dengan gerakan Muhammadiyah yang selalu mengingatkan bahwa beragama mesti konsisten di dalam praktik. Tidak cukup baca dan hafal saja. Kiai Ahmad Dahlan yang mengajarkan konsistensi amaliyah QS Al Maa'uun ini sehingga nantinya menjadi panti, sekolah, rumah sakit hingga perguruan tinggi.

Manipulator agama adalah mereka yang "menghardik anak yatim", "tidak menyantuni orang miskin", "salatnya celaka" serta "tidak berzakat atau membantu".

Terhadap yang "salatnya celaka", ada dua makna besar, yakni:

Pertama, tidak khusyu "saahuun". Tidak fokus ibadah kepada Allah. Beraudiensi tetapi pikiran ke mana-mana. Lalu "aladziina yusholuuna wala yusholuun" mereka yang salat tapi tidak salat. Salat yang tak bermakna. Salat itu menghadap Allah, hanya mengabdi dan menggantungkan diri kepada Allah.

Jika ia salat tetapi masih percaya dan menggantungkan pada "Nyi Roro Kidul", "Nyi Blorong" atau "Jin Kahyangan", maka ia adalah manipulator agama. Begitu juga jika di rumah, di sawah, di kolam, atau di istana masih memelihara makhluk halus penjaga maka ini pun sama. Manipulator.

Kedua, riya "yuroo-uun". Ingin dilihat orang. Salat yang ingin dipuji atau bagian dari pencitraan diri. Jika menjadi imam bacaan panjang dan ketika sendirian (munfarid) pendek-pendek. Ingin dipuji sebagai pemimpin yang mampu memimpin umat, kemudian senantiasa mau dan maju sebagai imam salat, padahal di belakang ada yang lebih fasih dan faqih, maka hal ini dikualifikasikan riya dan pencitraan.

Tampil dengan profil keagamaan dengan niat untuk mengelabui orang lain juga termasuk manipulasi agama.

Atas dasar hal ini, maka manipulator agama menurut Al Quran adalah tercela, celaka, dan bahkan bisa masuk neraka. Mereka adalah kaum yang menjadikan agama sebagai permainan. Permainan budaya maupun politik. Sesungguhnya tidak memuliakan dan meninggikan agama, justru menghinakan. Ia adalah penoda agama.

Jika itu seorang pemimpin, maka model seperti inilah pemimpin yang terpapar radikalisme itu. Manipulator agama.

M Rizal Fadillah

Pemerhati Politik dan Keagamaan

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya