Berita

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi/RMOL

Politik

"4 + 1 Prioritas" Politik Luar Negeri Indonesia Lima Tahun Ke Depan

SELASA, 29 OKTOBER 2019 | 18:28 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Luar Negeri RI Periode 2019-2024, Retno Marsudi memaparkan prioritas politik luar negeri Indonesia selama lima tahun ke depan.

Didampingi oleh jajarannya, Retno menjelaskan prioritas politik luar negeri Indonesia dirancang sesuai dengan amanah konstitusi. Yaitu politik luar negeri bebas aktif dan visi misi Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin. Namun demikian, dalam pemaparan tersebut, tidak terlihat Wakil Menteri Mahendra Siregar karena harus kembali ke Amerika Serikat untuk menyelesaikan tugas sebagai Duta Besar.
"Prioritas politik luar negeri ke depan merupakan kontinuitas dari politik luar negeri lima tahun ke belakang dan ditambah penajaman di beberapa sektor. Penguatan dilakukan pada pelaksanaan diplomasi ekonomi," ujar Retno di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa (29/10).

Lebih lanjut, Retno menjelaskan prioritas politik luar negeri Indonesia selama lima tahun ke depan dinamakan "4+1 Prioritas", yaitu:

Lebih lanjut, Retno menjelaskan prioritas politik luar negeri Indonesia selama lima tahun ke depan dinamakan "4+1 Prioritas", yaitu:

1. Penguatan Diplomasi Ekonomi

Dalam hal penguatan diplomasi ekonomi, ada beberapa fokus yang akan dilakukan oleh Kemenlu. Seperti melakukan kapitalisasi pasar domestik, penguatan pasar tradisional dan terobosan pasar nontradisional, penguatan perundingan perdagangan dan investasi.

Lalu promosi terpadu perdagangan dan investasi guna mendukung outward investment, optimalisasi diplomasi untuk menjaga kepentingan ekonomi yang strategis, serta mendorong ekonomi 4.0.

Penguatan diplomasi ekonomi Indonesia lima tahun ke depan ini akan berbeda dengan sebelumnya, karena Indonesia akan lebih banyak mengembangkan investasi ke luar negeri dan memanfaatkan pasar domestik Indonesia yang besar.

2. Diplomasi Perlindungan
Upaya perlindungan akan terus menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia sampai kapan pun. Dalam periode sebelumnya, Kemlu telah berhasil mencapai dua hal penting, yaitu mengubah mindset kepedulian dan pembangunan sistem inovasi.

Dalam hal upaya perlindungan, Kemlu akan terus mengembangkan pengintegrasian data dengan kementerian lain seperti Kementerian Agama dan Kementerian Hukum dan HAM. Jika integrasi berhasil dicapai, maka Indonesia akan memiliki one single data WNI di luar negeri.

3. Diplomasi Kedaulatan dan Kebangsaan
"Kedaulatan Indonesia tidak dapat ditawar. Kita tidak akan mundur 1 cm pun untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia," ungkap Retno ketika memaparkan bagaimana diplomasi kedaulatan Indonesia harus bekerja.

Meski demikian, Kemlu akan mengedepankan upaya perundingan untuk menyelesaikan batas-batas negara. Kerja sama juga akan dilakukan untuk menyebarkan toleransi, kemajemukan, dan demokrasi sebagai identitas bangsa Indonesia.

4. Meningkatkan Kontribusi Kepemimpinan Indonesia di Kawasan dan Dunia

Menurut Retno, lima tahun ke depan akan menjadi tahun-tahun tersibuk bagi diplomasi dan politik luar negeri Indonesia. Sampai akhir 2020, Indonesia masih menjadi anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengedepankan isu counter terrorism.

Selain itu, pada 2020 hingga 2022, Indonesia akan menjadi Dewan HAM PBB dengan berbagai prioritas yang akan Indonesia ke depankan. Pada 2020, Indonesia juga aka menjadi tuan rumah Foreign Policy Global Health yang akan mengusung tema "Affordable Health Care". Indonesia juga akan menjadi Ketua ASEAN dan G20 di 2023.

Keterlibatan Indonesia di forum internasional menurut Retno karena "Indonesia always want to be a part of solution".

(+1) Infrastructure Diplomacy Yang Kuat

"Keempat prioritas tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya diplomasi infrastruktur yang kuat. Untuk itu, Kemlu memperkuat infrastructure diplomacy serta mendidik para diplomat menjadi diplomat andal dan berkualitas," ujar Retno.

Adapun dalam diplomasi ini, Kemlu akan fokus kepada reformasi birokrasi, peningkatan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur fisik diplomasi, penguatan pemanfaatan teknologi dan informatika, serta transformasi digital.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya