Berita

Mendagri Tito Karnavian/Net

Tito: Tanpa Situasi Aman, Pembangunan Tidak Akan Berjalan

KAMIS, 24 OKTOBER 2019 | 22:26 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berkomitmen menjaga stabilitas politik dalam negeri. Menurutnya, sesuai UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kemendagri memiliki peran strategis untuk menjamin stabilitas politik, dengan membina dan mengawasi pemerintah daerah .

“Sebagai pembina politik pemerintah daerah, kita berusaha memberi sumbangsih menjaga stabilitas politik. Jangan sampai nanti berkembang menjadi gangguan keamanan,” kata Tito saat memberikan amanat pada apel seluruh pegawai lingkup Kemendagri di Halaman Utama Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Kamis (24/10)

Menurutnya, tanpa stabilitas politik dalam negeri, pembangunan di berbagai sektor tak akan berjalan dengan baik. Pasalnya, stabilitas politik dan pembangunan akan saling mempengaruhi satu sama lain dan berdampak pada sisi keamanan.


“Tanpa situasi yang aman, maka pembangunan tidak akan berjalan, ini dua sisi yang saling memberi nilai. Keamanan yang tidak baik akan berdampak ke pembangunan, pembangunan yang tidak baik akan berdampak pada gangguan dan keamanan, salah satu tugas pokok Kemendagri untuk menjaga stabilitas politik,” ujarnya.

Dia juga meminta jajarannya di lingkungan Kemendagri mengharmonisasikan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Menurutnya, hubungan antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota harus terintegrasi sebagai salah satu upaya menjaga stabilitas nasional.

“Kita perlu menempatkan format kita sebagai ujung tombang pembinaan pemerintahan untuk mengharmonisasikan antara kebijakan pusat dan daerah. Kita harus pandai menangkap apa kebijakan di Kementerian dan Lembaga yang akan berdampak pada stabilitas politik dan keamanan,” jelasnya.

Tito menambahkan, pemerintahan dengan komposisi yang mayoritas baru, dinamika politik dan gejolak pro dan kontra tak dapat dipungkiri akan terjadi. Oleh karenanya, diperlukan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas tersebut.

“Pemerintahan baru, presiden lama, kabinet baru, akan muncul gejolak-gejolak dan pro-kontra, kita lihat media pagi ini juga ada positif dan negatif, prinsip kita menjaga, karena dua bulan ini kabinet baru biasanya belum stabil, kita berusaha menjaga stabilitas itu,” pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya