Berita

Ekonom senior DR Rizal Ramli/Net

Politik

Rizal Ramli Urai Alasan Austerity Penyebab Ekonomi Stagnan

MINGGU, 20 OKTOBER 2019 | 19:54 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan sejak dipimpin Presiden Joko Widodo bukan hal yang mengejutkan bagi ekonom senior DR Rizal Ramli.

Sejak tahun 2017 lalu, Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu sudah memprediksi ekonomi Indonesia tidak akan tumbuh. Ini lantaran ada kebijakan salah yang terus diambil menteri-menteri di bidang ekonomi.

“Kondisi hari ini memang terjadi stagnasi. Hingga 2019 hanya akan naik 5 persen,” ujar RR, sapaan akrabnya saat diwawancara sebuah media pada Desember 2017 lalu.

Dia menguraikan bahwa pemerintah mengambil kebijakan yang salah karena mengikuti arahan Bank Dunia. Kebijakan makro ekonomi yang diambil baginya super konservatif dan terlalu text book. Salah satu yang disorti adalah program pengetatan anggaran atau austerity.

“Ini di latin Amerika gagal, di Yunani sampai tiga kali malah jadi makin parah,” terangnya.

Prinsip austerity, urainya, selalu mendasarkan pada pengetatan anggaran demi penghematan. Di satu sisi mereka turut memburu pajak secara besar-besaran. Tujuan utamanya, untuk menyisakan uang lebih demi membayar utang ke kreditor.

“Jadi prioritas utamanya adalah kepastian ada pembayaran pada kreditor,” tegas mantan Menko Kemaritiman itu.

Bagi mereka yang mengambil kebijakan austerity, kata Rizal, tidak pernah peduli dengan nasib rakyat. Ekonomi stagnan, daya beli anjlok, hingga rakyat tidak puas bukan masalah penting. Sebab, yang paling penting kreditor jadi prioritas nomor satu.

Hal itu juga yang membuat asing selalu mengeluarkan pujian pada pemerintah. Sebab, kebijakan yang diambil bagus bagi mereka.  

“Karena kalau kita potong anggaran, berarti ada uang buat bayar utang ke kreditor,” tegasnya.

“Jadi kalau ada yang bilang prioritas utama kita infrastruktur, nol!. Prioritas nomor satu pemerintah adalah bayar utang, supaya menyenangkan kreditor,” tutup Rizal Ramli.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya