Berita

Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi saat apel di Monas/Ist

Presisi

Kapolri Tak Mau Kecolongan Ada Demo Saat Pelantikan Presiden

KAMIS, 17 OKTOBER 2019 | 12:39 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Polda Metro Jaya tidak akan menerbitkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) unjuk rasa saat pelantikan presiden dan wakil presiden meski aksi penyampaian pendapat sudah diperbolehkan Presiden Jokowi.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, kebijakan itu diambil guna mencegah kerusuhan saat proses pelantikan.

"Kita tidak ingin kecolongan dan menanggung risiko bangsa kita dicap buruk. Kami ingin memberikan imbauan kepada masyarakat untuk sebaiknya tidak melakukan mobilisasi massa," kata Jenderal Tito saat apel pasukan di Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (17/10).

Diskresi ini diambil lantaran berkaca kepada sejumlah unjuk rasa yang pernah terjadi. Kebanyakan aksi damai berakhir rusuh, terutama jelang malam hari. Demo hanya berjalan saat siang hari.

"Kalau selama ini demonya aman-aman saja, kami no problem, tapi ini belakangan ini demonya mohon maaf ada yang idealisme, ada juga pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan untuk kepentingan sendiri," imbuh Tito.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini menjelaskan, diskresi kepolisian tersebut sudah tertuang dalam Pasal 6 UU No 9/1998 tentang penyampaian pendapat di muka umum. Dalam Pasal 6 termuat batasan dari unjuk rasa.

Di antaranya tidak boleh mengganggu kepentingan publik, ketertiban umum, tidak boleh mengganggu hak asasi orang lain, harus sesuai dengan aturan, mengindahkan etika dan moral, dan harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Meski begitu, polri menegaskan tidak melarang aksi unjuk rasa dengan catatan tidak anarkis. Intelijen pun telah dikerahkan untuk mencegah terjadinya unjuk rasa yang berpotensi anarkis.

Untuk demo tersebut, Polri akan tetap pada pendiriannya tidak akan menerbitkan STTP.

"Kalau aksi unras itu berpotensi akan damai, aman seperti disampaikan Pak Presiden, kami enggak ngelarang sepanjang aman damai," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya