Berita

Jokowi-SBY/Net

Politik

Soal Perppu KPK, Jokowi Diminta Jangan Tiru SBY

SELASA, 15 OKTOBER 2019 | 03:32 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Desakan masyarakat sipil yang kontra revisi UU 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih berlanjut. Terbaru, mahasiswa UIN Jakarta memberi waktu bagi Presiden mengeluarkan Perppu KPK sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019-2024 pada 20 Oktober 2019.

Pengamat hukum Universitas Al Azhar Indonesia, Suparji Ahmad berpendapat Perppu KPK tidak perlu diterbitkan. Menurutnya, Perppu hanya bisa diterbitkan untuk mengatasi suatu kondisi yang memaksa.  

"Pada dasarnya Perppu untuk mengatasi kegentingan memaksa melalui sebuah UU, tetapi belum ada UU. Ketika membuat UU tidak memungkinkan karena adanya keadaan darurat dan mendesak," kata Suparji saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (14/10).

Lebih lanjut Suparji menjelaskan, penerbitan Perppu tidak untuk mengatasi persoalan karena suatu produk UU. Dia menyontohkan penerbitan Perppu pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, Perppu diterbitkan untuk mengatasi masalah UU Pilkada. UU yang disepakati pemerintah dan DPR ditolak publik karena ada aturan kepala daerah dipilih oleh anggota DPRD.

Meski demikian, berdasar dengan keputusan SBY di atas, Jokowi tidak bisa menjadikan keputusan SBY itu sebagai legitimasi menerbitkan Perppu KPK. Kata Suparji yang harus jadi acuan penerbitan Perppu adalah konstitusi.

"Tetapi kondisi tersebut tidak bisa jadi legimatisi pembenaran untuk mempermudah keluarnya Perppu. Batu ujinya bukan pada Perppu sebelumnya, tetapi tetap pada konstitusi," urai Suparji.

Selain itu, Suparji menyebut penerbitan Perppu juga tidak mudah untuk dijadikan produk UU karena sifatnya sementara dan harus dengan persetujuan DPR.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya