Berita

Mahasiswa menilai Jokowi belum punya komitmen dalam menjaga demokrasi/Istimewa

Politik

Mahasiswa Ragukan Komitmen Jokowi Dalam Menjaga Demokrasi

SELASA, 01 OKTOBER 2019 | 08:44 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

. Aksi demonstrasi mahasiswa yang kembali berujung rusuh pada Senin (30/9) kemarin seakan menjadi bukti kalau Presiden Joko Widodo belum bisa berkomitmen dalam menjaga demokrasi di Indonesia. Jokowi dianggap belum bisa menjamin kebebasan berpendapat yang dilindungi Undang-undang.

Dalam pandangan Wakil Presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (Dema-UIN) Riski Ari Wibowo, Jokowi harus bisa membuktikan kalau ucapannya selama ini bukanlah lip service.

Pasalnya, saat mengundang lebih dari 30 tokoh bangsa ke Istana Merdeka, Kamis (26/9) lalu, Jokowi menegaskan komitmennya dalam menjaga iklim demokrasi di Indonesia, termasuk menjamin kebebasan menyampaikan pendapat. Faktanya, aksi unjuk rasa pada Senin kemarin justru dijawab dengan kekerasan, intimidasi, dan penangkapan aktivis.


“Apa yang disampaikan Presiden Jokowi dengan realita di lapangan sangat berbanding terbalik. Kita bisa lihat aksi unjuk rasa mahasiswa menyampaikan pendapat kembali diwarnai dengan kekerasan dan intimidasi,” ucap Riski, melalui keterangan tertulisnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (1/10).

Padahal, lanjut Riksi, protes yang diajukan mahasiswa cukup jelas. Di antaranya menuntut anggota DPR membatalkan RUU jalur cepat di luar Program Legislasi Nasional (Prolegnas), tolak RUU KUHP yang merugikan rakyat, mendesak Presiden Jokowi membuat Perppu untuk membatalkan Undang Undang (UU) KPK, dan meminta pertanggungjawaban kepolisian atas jatuhnya korban aksi.

“Poin dari tuntutan Mahasiswa jelas merupakan antitesis dari ngawurnya Pemerintah menjelang masa akhir jabatannya. Beberapa RUU jelas sangat bermasalah dan merugikan rakyat Indonesia,” imbuhnya.

Rendahnya komitmen Jokowi dalam menjaga demokrasi, lanjut Riski, juga terlihat dengan perintahnya kepada Menristekdikti. Dilanjutkan oleh Menristekdikti dengan mengancam akan memberikan sanksi kepada Rektor dan dosen yang membiarkan mahasiswanya melakukan aksi unjuk rasa.

“Kejadian hari ini (Senin, red) memaksa Presiden Jokowi harus melakukan koreksi dalam pemerintahannya selama lima tahun ke belakang, dan melakukan evaluasi untuk membangun dan merawat bangsa Indonesia ke depan,” tegasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya