Berita

Radhar Tribaskoro/RMOL

Publika

Mengapa Kita Memproduksi Pemimpin Kelas KW?

Pencegahan Korupsi Adalah Tanggung Jawab Partai Politik
RABU, 11 SEPTEMBER 2019 | 04:51 WIB

BANYAK masalah di negara kita muncul karena pemimpin memanfaatkan jabatan publik untuk kepentingan pribadinya. Walaupun sudah ratusan pemimpin dijebloskan ke dalam penjara karena korupsi, namun jumlah koruptor tidak berkurang dari tahun ke tahun.

Lucunya KPK, lembaga yang paling banyak menangkapi koruptor justru paling disalahkan. KPK dituduh gagal melakukan pencegahan korupsi, (dianggap) cuma sibuk melakukan penindakan saja.

Tujuan rekrutmen politik adalah membentuk kelas pemimpin yang memiliki integritas dan kompeten. Proses rekrutmen pemimpin di negara demokrasi berlangsung dalam dua tahap, yaitu proses selection dan proses election. Pada proses seleksi, dari kumpulan kadernya partai politik memilih kandidat untuk dicalonkan dalam pemilu. Pada tahap eleksi kandidat tersebut diperhadapkan dengan kandidat partai lain untuk memperoleh dukungan publik.

Kedua tahapan tersebut memiliki fungsi berbeda. Bila di dalam proses election rakyat diharapkan memilih kandidat dengan kompetensi (kemampuan memimpin, kebijakan, program, rencana kerja) terbaik, maka dalam proses selection partai diharapkan menitikberatkan pilihan kepada kader yang memiliki reputasi moral (integritas, kejujuran, keterpercayaan) terbaik.

Pembagian kerja di atas masuk akal, sebab partai dianggap lebih tahu tentang track record dari kader-kadernya. Adapun rakyat pemilih tidak bisa diharapkan bisa membaca isi hati (moralitas) kandidat, karena interaksi keduanya bersifat temporal dan terbatas. Pemilih hanya menilai berdasarkan kepada (program) yang disampaikan dan evaluasi kilat atas kemampuan komunikasi (yang sering dikaburkan sebagai kemampuan memimpin).

Adapun KPK berada di luar proses seleksi maupun eleksi. Kerja KPK baru dimulai ketika seseorang telah terpilih. Bila pejabat terpilih ternyata koruptor, maka tanggung jawab terbesar terletak di tangan partai politik. Bukankah mereka yang telah memilih orang itu sebagai kandidat?

Memang menurut undang-undang, salah satu tugas KPK adalah mencegah korupsi. Tetapi sangat keliru menafsirkan bahwa KPK adalah satu-satunya penanggung jawab pencegahan korupsi, mengingat korupsi memiliki akar politik, sosial, dan kultural yang berada jauh di luar kewenangan KPK.

Kalau mau adil, sedikitnya KPK mesti diberi kewenangan mengontrol seleksi kandidat di partai politik dan menangkapi pelaku politik uang. Hanya dengan demikian KPK bisa disalahkan berkaitan kegagalan dalam pencegahan korupsi.  

Pencegahan korupsi itu harus dimulai oleh partai politik, sebab di sanalah sebagian besar masalah berada. Bila partai-partai politik merekrut calon-calon pemimpin yang baik, maka pejabat birokrat yang membantu mereka juga akan menjadi baik. Bukankah penentu promosi dan demosi di birokrasi adalah elected officials (kepala daerah), yang semua dilahirkan oleh proses rekrutmen partai politik?

Moralitas Partai Politik

Moralitas kita pahami sebagai komitmen kepada kepentingan publik. Orang bermoral ketika komitmennya dianggap credible. Kredibilitas itu dicerminkan dalam tingkat keterpercayaan (trustworthiness), integritas, dan kejujuran.

Sayangnya, moralitas tidak berkembang di tubuh partai politik kita. Proses seleksi kandidat pada umumnya adalah proses jual-beli, siapa membayar paling tinggi terpilih menjadi kandidat dengan nomor urut terbaik. Akibatnya koleksi kader terbaik partai politik diisi oleh orang yang mampu membayar, bukan orang yang jujur dan kompeten. Kita telah melihat dampaknya, jumlah koruptor justru semakin bertambah dari waktu ke waktu.

Tidak hanya dalam proses seleksi, jual beli juga terjadi dalam proses eleksi. Kandidat membeli suara pemilih untuk menutupi kelemahan mereka dalam kompetensi. Uang telah menjadi segalanya. Mau naik jabatan, mau dapat proyek negara, mau masuk sekolah negeri, dan sebagainya, uang menentukan.

Partai politik sebagai basis penyedia credible commitment adalah dasar dari government trust. Trust atau kepercayaan itu seharusnya tidak bisa dibeli. Suatu pemerintahan yang dibangun dengan membeli kekuasaan hanya bagus tampak luarnya, tetapi pebisnis dan pengamat yang andal tahu bahwa kekuasaan seperti itu rapuh. Kekuasaan semacam itu bisa tiba-tiba luruh dan ambruk.

Itu sebabnya walau ada 32 perusahaan angkat kaki dari China, tidak satupun mendaratkan kakinya di Indonesia. Orang bisa berdalih macam-macam (karena perizinan lama, dan lain-lain) tetapi hakikatnya adalah orang di luar tidak melihat Indonesia sebagai negeri yang bisa menyediakan credible commitment yang mereka butuhkan.

Tergantung kepada partai politik kemudian. Mereka memiliki kekuasaan untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada dana luar. Mereka juga punya kapasitas untuk melakukan pendidikan politik. Masalahnya tinggal apakah mereka mau atau tidak.

Radhar Tribaskoro
Pemerhati sosial-politik dan mantan Komisioner KPUD Jabar

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya