Berita

Ketua Umum Jaringan Aktivis Muda Partai Golkar, Rudolfus Jack Paskalis/RMOL

Politik

JAM Sebut Ada Pihak Luar Yang Ingin Golkar Pecah

SELASA, 10 SEPTEMBER 2019 | 09:25 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Jaringan Aktivis Muda (JAM) Partai Golkar menduga ada pihak dari luar partai yang sengaja ingin menciptakan perpecahan di tubuh Golkar. Kelompok tersebut secara sengaja melakukan operasi untuk membuat kegaduhan. Sehingga partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto tidak menjadi pemenenang Pemilu pada 2024 mendatang.

"Kalau kami cermati kasus per kasus sampai hari ini, menjelang Munas Desember 2019, muncul dugaan sangat kuat ada pihak luar yang secara sengaja ingin membuat rusuh di internal sehingga Golkar pecah. Modusnya hampir sama dengan 2014 saat Pak Aburizal dan Pak Agung Laksono," kata Ketua Umum Jaringan Aktivis Muda Partai Golkar, Rudolfus Jack Paskalis, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/9).

Kelompok tersebut, kata Jack, memiliki agenda untuk membuat Partai Golkar tidak berdaya karena ditakutkan menjadi pemenang pada Pemilu 2024 mendatang. "Mereka takut sekali Partai ini akan menang di 2024, sehingga dicari upaya untuk menghancurkannya," imbuh dia.


Mencermati kasus pelemparan bom molotov dan penggembokan kantor DPP Partai Golkar oleh sejumlah oknum yang mengaku pengurus JAM, memang menjadi bukti kuat dugaan intervensi pihak luar tersebut.

"Betul ada yang menunggangi dinamika di tubuh internal. Karena kami tahu betul oknum-oknum yang mengaku AMPG tersebut adalah orang-orang yang sudah dipecat. Mereka sudah bukan pengurus lagi sehingga punya niat membuat rusuh. Kami pastikan kelompok ini akan kami lawan," tegasnya.

Pihaknya juga menyayangkan cara yang dipakai oleh salah satu Caketum Golkar Bambang Soesatyo yang dianggap terlalu memaksakan diri, sehingga tidak lagi mengindahkan cara-cara demokratis.

"Sikap Mas Bambang yang ngotot menyelenggarakan Munas lebih cepat adalah salah satu contoh syahwat politik yang tidak patut. Hanya karena soal jabatan di kabinet lalu memaksakan kehendak dan lagi dipakai cara-cara yang tidak elegan," ungkapnya.

Pihaknya berharap konstelasi menjelang Munas 2019 dilakukan dengan cara-cara demokratis. "Kami terus terang masih melihat kepemimpinan Pak Airlangga layak dilanjutkan dan kami tegaskan pula bahwa kami mendukung cara-cara berpolitik di Golkar dengan cara-cara yang demokratis dan beretika," tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya