Berita

Menteri PPN Bambang Brodjonegoro/Net

Politik

Bambang Brodjonegoro Nihil Pengetahuan, Kata Arief Poyuono

KAMIS, 29 AGUSTUS 2019 | 17:15 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dikritik keras Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono.

Arief Poyuono menilai, soal perpindahan ibukota ke Kalimantan Timur ini adalah kesalahan kajian yang dilakukan Bambang Brodjonegoro sebelum diumumkan Presiden Joko Widodo.

Arief Poyuono seperti sudah “kehabisan akal” untuk memahami alasan-alasan yang disampaikan Bambang Brodjonegoro.


Saking “kehabisan akal”  Arief mengirimkan fotonya sedang tidur sambil telanjang dada, dan meminta agar foto itu digunakan sebagai pelengkap berita.

Alasan yang kerap disampaikan adalah soal Jakarta telah menjadi dead city.

Tetapi, sebutnya, tidak ada penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengubah Jakarta menjadi life city, ibukota yang tidak dirudung macet.

“Apakah tahu penyebab duka kemacetan di Jakarta selama ini sehingga menyebabkan biaya pengiriman logistik cukup tinggi, atau kalau kerennya kata ekonom High Cost Economy?” tanya Andi Arief.

Juga kerap dikatakan, perlu sebuah ibukota baru untuk efisiensi dengan menyatukan perkantoran lembaga negara. Alasan ini pun menurutnya tidak tepat.

“Apa iya? Bukankah ini adalah jaman now, jamannya Unicorn, E-sport, dan Mobile Legend yang sudah tidak terlalu membutuhkan pertemuan face to face secara fisik. Bisa mengunakan Skype, WhatsApp, video atau video conference yang didukung dengan jaringan internet yang kuat. Jangan kan video conference di lokal Indonesia, lha wong video conference antar negara saja bisa dan sangat jelas loh,” jelas Andi Arief lagi.

Masih dikatakannya, memindahkan atau mendirikan ibukota baru seperti yang dikaji  Kepala Bappenas bisa dibenarkan.

Namun, Arief Poyuono meragukan pemahaman Menteri Bambang Brodjonegoro sejarah pertumbuhan ekonomi di Batavia (nama lama Jakarta) yang memiliki pelabuhan di Sunda Kelapa.

“Di tahun 1870 Gubernur Jendral Belanda membangun pelabuhan Tanjung Priok sebagai pusat perekonomian terbesar di dunia untuk menyaingi Terusan Suez di Mesir. Tahu sebabnya?” tanya dia lagi yang langsung dijawab sendiri:

“Jawabnya Bambang Brodjonegoro nihil pengentahuan.”

Argumen pemindahan ibukota demi pemerataan ekonomi pun masih sangat layak untuk dipertanyakan. Pemerataan ekonomi dapat dilakukan dengan cara-cara lain yang lebih efektif. Presiden Jokowi, sebut Arief, sebenarnya sedang melakukan hal itu.

“Pemerataan ekonomi dapat dideteksi dari besaran APBD Jakarta dan Jawa yang apabila dibandingkan dengan daerah di luar Jawa sangat jomplang. Kangmas Joko Widodo memprioritaskan pembangunan infrastruktur di luar Jawa tujuannya adalah untuk pemerataan pembangunan ekonomi,” ujar Arief Poyuono.

Pada bagian akhir pesannya, Arief Poyuono mengatakan, dibandingkan Bambang Brodjonegoro tentulah dirinya bukan siapa-siapa.

“Saya hanya masyarakat kecil, hanya  dodolan jamu. Tidak seperti ekonom besar yang punya data data ekonomi sangat banyak,” katanya.

Dia mengatakan pernah menjadi asisten sejarawan dunia Prof. Heather Sutherland  yang mengajar di banyak universitas di Belanda untuk bidang sejarah, khusus sejarah ekonomi.  

“Walhasil saya membantu dua kandidat doktor dari Vrije Universtait untuk disertasi yang berjudul The History of Economy, Social and Politic in Port of Tanjung Priuk Dan Sugar Trading in Java Sea, dan untuk kandidat  Professor dengan penelitian yang berjuduk Chines Overseas in Oost Sumatera. Sepuluh tahun lamanya saya jadi asisten peneliti mereka semua,” demikian Arief Poyuono lagi.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya