Berita

Penjagaan ketat di Kashmir/Net

Dunia

Meski Dibatasi Ketat, 500 Aksi Protes Terjadi Di Kashmir Sejak Pencabutan Otonomi Khusus

KAMIS, 29 AGUSTUS 2019 | 06:56 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sedikitnya 500 insiden protes terjadi di Kashmir India sejak India mencabut status otonomi khusus wilayah tersebut lebih dari tiga minggu lalu.

Menurut seorang sumber senior pemerintah kepada AFP pada Rabu (28/8), protes pecah di sejumlah wilayah terutama di kota utama Srinagar. Polisi bahkan mengerahkan senjata pelet dan gas air mata untuk membubarkan massa.

Sumber itu mengatakan bahwa setidaknya 500 protes dan insiden pelemparan batu terjadi sejak 5 Agustus lalu. Lebih dari setengahnya terjadi di Srinagar.

Protes menyebabkan hampir 100 warga sipil, 300 polisi dan lebih dari 100 tentara paramiliter terluka.

"Jumlah protes bisa jauh lebih tinggi dan lebih besar tanpa blokade yang berlaku," kata pejabat itu.

Dia menambahkan, kemarahan dan pembangkangan publik terus meningkat di Kashmir.

"Upaya untuk meringankan kondisi dibuat sepanjang waktu tetapi tampaknya tidak ada yang berhasil untuk saat ini. Ada kegelisahan menyebar di lembaga keamanan," sambungnya.

Diketahui bahwa wilayah Himalaya itu dikunci ketat sejak beberapa jam sebelum keputusan India untuk mencabut status otonomi khusus Kashmir.

Gerakan dibatasi dan layanan telepon dan internet pun diputus.

Penguncian, serta pengerahan puluhan ribu pasukan tambahan untuk memperkuat Kashmir diperintahkan di untuk meredam kerusuhan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya