Berita

Penjagaan ketat di Kashmir/Net

Dunia

Sebagai Anggota Keamanan PBB, Indonesia Harus Proaktif Soal Kashmir

MINGGU, 25 AGUSTUS 2019 | 14:45 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Memanasnya situasi di Kashmir pasca pencabutan otonomi khusus yang sudah berlaku sejak tujuh dekade silam membuat publik merespons, tak terkecuali Indonesia sebagai negara mayoritas muslim.

Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini berujar, banyak masyarakat sipil khususnya wanita, orangtua, dan anak-anak yang menderita akibat pencabutan otonomi khusus itu.

Kebijakan tersebut membuat militer dan paramiliter India merangsek masuk Kashmir, menerapkan jam malam, memblokir internet dan komunikasi luar, hingga membatasi aktivitas warga Khasmir.


"Minimnya akses informasi karena pembatasan pemerintah India membuat kita tidak tahu persis yang terjadi di sana. Tapi dari informasi berkembang suasana mencekam dan warga Kashmir bagian India sangat tertekan akibat blokade militer/paramiliter India. Tentu kita prihatin atas kondisi ini dan meminta India stop kekerasan terhadap warga sipil," kata Jazuli dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (25/8).

Menurut Anggota Komisi I DPR ini, dunia internasional khususnya PBB tidak boleh tinggal diam. Demi keselamatan warga sipil, dunia harus meminta India dan Pakistan menyelesaikan masalah secara damai agar tidak timbul korban sipil akibat meluasnya konflik.

"Demikian halnya Pemerintah RI harus lebih proaktif melihat masalah ini atas nama kemanusiaan, keselamatan, dan perlindungan warga sipil. Kepada dua negara yang berkonflik memang semestinya bersikap netral tapi atas nama kemanusiaan dan perdamaian dunia, Indonesia tidak boleh tinggal diam," tegasnya.

Untuk itu, ia meminta Menteri Luar Negeri melakukan diplomasi damai kepada India dan Pakistan agar kondisi Kashmir kembali normal. Terlebih Indonesia menjabat Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.

"Kiprah Indonesia bukan saja diuji tapi juga sangat diharapkan dalam mewujudkan perdamaian dunia," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya