Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Atasi Jeratan Efek Perang Dagang, Indonesia Genjot Ekspor Ke AS

SABTU, 24 AGUSTUS 2019 | 03:00 WIB | LAPORAN:

Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China telah berimbas terhadap pergerakan ekonomi Indonesia. Kondisi itu menjadi perhatian Pemerintah yang kini tengah berupaya untuk memperkuat peningkatan ekspor.

Hal ini dibahas dalan rapat koordinasi mengenai Proyek Peningkatan Ekspor Terpadu yang berlangsung tertutup di Kementerian Koordinator Kemaritiman, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (23/8).

"Salah satunya ya kita memang melihat situasi dunia yang saat ini terjadi ya, kita harapkan semua bisa kita rangkul ya," ungkap Ketua Umum Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi Lukman usai Rakor tersebut.


Upaya Indonesia dalam peningkatan ekspor saat ini juga karena melihat negara lain seperti Vietnam dan AS, dimana negara-negara itu cukup mampu mengatasi keterpurukan ditengah dampak perang dagang.

"Kita lihat negara-negara lain terutama Vietnam ya cukup tinggi peningkatan ekspornya dan AS ya. Kita agak terlambat memang," tuturnya.

"Tapi tidak apa-apa ini dengan upaya Pak Luhut untuk melakukan dorongan ini saya kira satu langkah yang cukup baik," sambung dia.

Pemerintah, kata Adhi, sedang berupaya merealisasikan kerja sama melalui peningkatan ekspor dengan AS, tidak hanya makanan dan minuman namun juga semua sektor termasuk perbankan.
 
"Dengan memberdayakan semua sektor, termasuk perbankan ya pembiayaan, bagaimana ekspor dibiayai, kemudian juga dibuka office khusus membantu eksportir kita supaya lebih berdaya," tuturnya

"Dan kalau ada masalah-masalah kita bisa tangani dengan baik. Termasuk perundingan bilateral dengan negara tujuan supaya saling menguntungkan dan bisa meningkatkan kinerja masing-masing negara," sambung dia.

Adhi yakin, jika skema ekspor tersebut bisa terlaksana dengan baik, diyakini akan menjadi contoh bagi negara lain.

"Jadi ini kalau berhasil tentunya kita bisa duplikasi ke negara lain yang lebih berpotensi. Karena Indonesia memiliki partner dagang tiga besar yaitu Amerika, China, dan Jepang," tandasnya.
 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya