Mahfud MD bersama dengan tokoh suluh kebangsaan/RMOL
Kerusuhan yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut di Papua dan Papua Barat mendapat perhatian seluruh kalangan profesional.
Mantan ketua MK, Mahfud MD pun ikut angkat bicara mengenai kisruh akibat masalah rasis etnis Papua yang menyulut kemarahan yang begitu besar.
Mahfud mengaku terkejut dengan reaksi masyarakat Papua yang terpancing emosinya akibat perilaku rasisme ormas dan aparat penegak hukum di Surabaya dan Malang.
“Kita kaget luar biasa dan merasa agak cemas tentang perkembangan yang terjadi di Papua, yang semula bermula dari hal sepele kemudian menjadi serius,†ujar Mahfud saat jumpa pers Gerakan Suluh Kebangsaan di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (23/8).
Dia menyatakan, sikap dan ucapan rasis sangat berbahaya bagi setiap orang. Namun ia justru mencium adanya agenda lain di samping isu rasisme yang beredar meski tak ia jelaskan secara gamblang.
“Eskalasi tindak kekerasan berkembang menjadi efek domino dan mencemaskan kita. Kita tahu penyebabnya di Jatim yang mungkin tanpa disadari itu berbahaya, menyatakan sikap dan ucapan yang berbau rasis dan agak kurang bagus pengelolaan Papua 'di bawah karpet' hingga menjadi seperti ini,†jelasnya.
Pihaknya meminta seluruh elemen masyarakat untuk melakukan dialog secara baik dengan warga Papua dan menghentikan seluruh tindakan kekerasan, melalui dialog kronstruktif dan persuasif.
“Tindak kekerasan dihentikan yang melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat, yang di beberapa daerah terganggu supaya dihentikan," tandasnya.