Berita

Ilustrasi KPK/Net

Hukum

Lakpesdam NU: DPR Punya Potensi Kepentingan Besar Dalam Seleksi Capim KPK

KAMIS, 22 AGUSTUS 2019 | 18:07 WIB | LAPORAN:

Proses seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi perhatian semua pihak. Tidak hanya perhatian, tarik menarik kepentingan berbagai elite politik juga tak terhindarkan.

Kepentingan krusial dalam pemilihan calon pimpinan (Capim) KPK diduga akan menjadi agenda politik anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Hal tersebut disampaikan Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lapeksdam) Nahdlatul Ulama (NU) Rumadi Ahmad, dalam diskusi "Pesan untuk Pansel Pimpinan KPK: Capim KPK Harapan Publik" di Griya Gus Dur, Jalan Taman Amir Hamzah No.8 Pegangsaan Jakarta, Kamis (22/8).


"Kepentingan paling krusial sebenarnya bukan di Panitia Seleksi (pansel)-nya, tetapi ada di DPR," ungkapnya.

"Yang di operasi tangkap tangan (OTT) misalnya, atau orang-orang yang jadi tersangka oleh KPK itu sebagian besar itu adalah korupsi politik, korupsi politik itu dilakukan oleh aktor-aktor politik," tuturnya.

Sehingga secepat mungkin kata Rumadi, anggota DPR tersebut akan berupaya memiliki koneksi dengan capim KPK.

"Mereka akan berusaha punya channel, punya kekuatan yang bisa dikomunikasikan dengan capim KPK yang dianggap sebagai orangnya," tutur dia.

Lebih lanjut Rumadi menjelaskan, KPK menjadi lembaga yang paling mencolok karena memiliki kepentingan luar biasa dibandingkan dengan lembaga lain misalnya Komnas HAM, Komisi Penyiaran, dan lainnya.

Menurut Rumadi, kepentingan besar terkait menekan tindakan rasuah di negeri ini, harus menjadi pertimbangan penting dalam memilih capim yang paling kuat.

Rumadi menjelaskan seorang pimpinan KPK bukan hanya memiliki integritas atau kredibilitas, akan tetapi orang yang bisa dipengaruh.

"Atau siapa orang yang paling mudah diajak komunikasi, yang bisa dikendalikan. Ini tempat krusialnya disitu, dan anggota-anggota DPR-lah yang paling punya kepentingan karena dialah yang memilih akhirnya," tandasnya.

Selain Rumadi, dalam diskusi ini hadir diantaranya Rohaniawan Katolik Rm. Benny Susety, Dept. Teologi GPIB Pdt. Margie Ririhena Dewanna dan Cendekiawan NU Ulil Abshar Abdalla.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya