Berita

Yaman/Net

Dunia

HRW: Koalisi Pimpinan Arab Saudi Renggut 47 Nyawa Nelayan Yaman Tahun Lalu

KAMIS, 22 AGUSTUS 2019 | 08:50 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Koalisi militer pimpinan Arab Saudi-Uni Emirat Arab (UEA) menewaskan setidaknya 47 nelayan Yaman dalam serangan bom terhadap kapal-kapal nelayan tahun lalu.

Begitu kata kelompok hak asasi manusia, Human Right Watch (HRW) pada Rabu (21/8).

Kelompok itu juga mengatakan bahwa ada lebih dari 100 nayan Yaman yang ditahan oleh Arab Saudi, beberapa di antaranya bahkan mengalami penyiksaan di dalam tahanan.


Kelompok yang berbasis di New York itu mengatakan mengatakan mereka mewawancarai korban selamat, saksi, dan sumber-sumber yang dekat dengan informasi mengenai tujuh serangan terhadap perahu nelayan. Enam serangan terjadi pada tahun 2018 dan satu serangan terjadi pada tahun 2016.

Hasil investigasi mereka menemukan bahwa para nelayan melambaikan kain putih, mengangkat tangan, atau menunjukkan tanda bahwa tidak ada ancaman. Namun mereka tetap diserang.

Dalam tiga serangan, pasukan koalisi bahkan tidak berusaha menyelamatkan para korban yang selamat di laut. Akibatnya banyak dari mereka yang tenggelam.

"Serangan angkatan laut terhadap kapal-kapal nelayan Yaman memperjelas bahwa koalisi pimpinan Arab Saudi tidak hanya membunuh warga sipil melalui serangan udara ilegal yang tak terhitung jumlahnya, tetapi juga saat melakukan operasi di laut," kata direktur darurat HRW Priyanka Motaparthy seperti dimuat Al Jazeera.

Perang di Yaman diketahui dimulai pada Maret 2015 ketika koalisi yang dipimpin Arab Saudi-UEA meluncurkan kampanye udara untuk mencegah orang-orang Houthi menguasai wilayah selatan dan mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.

Konflik berlangsung lama dan meningkat menjadi krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari dua pertiga populasi di Yaman saat ini membutuhkan bantuan, jutaan orang dipaksa angkat kaki dari rumah mereka, dan puluhan ribu orang menjadi korban tewas.

Dalam laporannya, Human Rights Watch menyerukan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya untuk segera menghentikan semua penjualan dan pemindahan senjata ke Arab Saudi serta mendesak PBB melajukan penyelidikan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya