Berita

Demonstran Prima/RMOL

Hukum

Demonstran Prima: KPK, Tangkap Enggartiasto Lukita!

JUMAT, 16 AGUSTUS 2019 | 19:10 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Sekelompok orang yang mengatasnamakan diri Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) menggelar aksi unjuk rasa di dua tempat di Jakarta. Pertama, di depan Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan kedua di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Belasan peserta aksi Prima menyuarakan tiga tuntutan: Bersihkan Kemendag dari mafia impor pangan; Pecat Enggartiasto Lukita; dan lindungi petani, peternak dan petambak garam dari produk impor.

Tiga tuntutan itu untuk merespon kasus impor di sektor pangan terutama komoditas holtikultura bawang putih yang baru-baru ini diungkap KPK. Dalam kasus ini, anggota Komisi V DPR RI I Nyoman Dhamantra bersama lima orang pihak swasta diciduk KPK.


Ketua Presidium Prima, Sya'roni mengatakan kasus impor pangan harus segera dibongkar hingga ke akar-akarnya. Sebab, potensi korupsi di sektor pangan mencapai triliunan rupiah yang merugikan negara terutama rakyat kecil.

"Sepak terjang mafia impor telah menyengsarakan jutaan rakyat, mulai dari petani, petambak garam, hingga peternak," kata Sya'roni dalam aksinya, di Jakarta, Jumat (16/8).

Lebih jauh, Sya'roni meminta KPK untuk terus membongkar mafia impor sektor pangan. Karenanya, lanjut dia pihaknya meminta KPK menangkap Mendag Enggartiasto Lukita terkait dalam kasus impor.

Jelas Sya'roni, Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif sebelumnya mengatakan, korupsi impor pangan terjadi karena adanya data yang tidak sinkron antar kementerian terkait. Akhirnya, para mafia beraksi memanipulasi kuota impor.

KPK mestinya lebih menggenjot pemberantasan mafia impor pangan. Sejumlah pakar ekonomi sudah berkali-kali membeberkan adanya perburuan rente dalam jumlah triliunan rupiah dengan modus memanipulasi kuota impor.

"Tangkap Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Apalagi sudah tiga kali tidak memenuhi panggilan KPK dan diduga telah menyuap anggota DPR Bowo Sidik. Kementerian Perdagangan di bawah kendali Enggartiasto Lukita sangat brutal membuka kran impor," demikian Sya'ari.

Dalam aksi demo ini, disuguhkan pertunjukkan teatrikal mafia impor pangan. Salah satu adegannya, membawa sapu dan sekop sampah sabagai ilustrasi membersihkan koruptor dari sektor pangan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya