Berita

Amazon/Net

Dunia

Jual Kaos Dengan Slogan Pro Demonstan Hong Kong, Amazon Kebanjiran Kritik Di China

JUMAT, 16 AGUSTUS 2019 | 09:17 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Amazon kebanjiran kritik online karena mengeluarkan kaos-kaos dengan slogan-slogan pro demokrasi Hong Kong di situs webnya.

Hastag "Amazon T-Shirts" menjadi topik trending keempat teratas di media sosial Weibo pekan ini. Hal itu merupakan reaksi terbaru dari China terhadap perusahaan luar negeri yang menyinggung masalah-masalah mengenai status teritorial Hong Kong.

Tabloid Global Times China, seperti dimuat ulang Reuters pekan ini, mengatakan bahwa banyak pengguna internet China menemukan kaos yang dijual memuat slogan-slogan seperti "Bebaskan Demokrasi Hong Kong Sekarang" dan "Hong Kong Bukanlah China".

Sejumlah besar pengguna internet China menuduh bahwa Amazon tidak sensitif terhadap orang-orang China.

“Amazon telah meninggalkan China, kan? Kita perlu memberi pelajaran pada perusahaan ini," kata salah satu pengguna Weibo di China.

Raksasa e-commerce dunia diketahui menutup pasar domestiknya, Amazon.cn pada bulan Juli lalu. Tetapi beberapa barang luar negeri masih dapat dikirim ke negara itu.

Kaus kontroversial itu sendiri tersedia di situs web Amazon Amerika Serikat.

Sementara itu pihak Amazon menegaskan bahwa mereka tegas mengakui kebijakan "satu negata dua sistem" yang diterapkan oleh China terhadap Hong Kong.

"Amazon selalu dan akan terus mengakui kebijakan yang sudah lama dikenal dan satu China, dua sistem. Setiap negara tempat kami beroperasi memiliki undang-undang yang berbeda, dan kami akan terus menghormati hukum setempat tempat kami melakukan bisnis," begitu bunyi keterangan Amazon.

Diketahui bahwa protes di Hong Kong menarik perhatian media di seluruh wilayah, karena para aktivis telah menduduki ruang publik di seluruh pusat keuangan global selama lebih dari 10 minggu untuk menarik perhatian dunia.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya