Berita

Moh. Jumhur Hidayat/Net

Politik

Tulis Surat Untuk Jokowi, Mega Dan Prabowo, Jumhur Hidayat Bawa Nama Rizal Ramli

KAMIS, 15 AGUSTUS 2019 | 13:30 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Aktivis senior Mohammad Jumhur Hidayat melayangkan surat terbuka kepada tiga tokoh bangsa Presiden terpilih Joko Widodo Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Surat Jumhur tersebut menanggapi situasi politik terkini terkait pertemuan-pertemuan politik yang dilakukan Jokowi, Mega dan Prabowo beberapa waktu lalu.

Dalam surat yang ditulis dan disebarkan di media sosial pada Rabu kemarin (14/8), Jumhur membawa-bawa nama ekonom senior Dr. Rizal Ramli.

Berikut isu surat lengkap Jumhur Hidayat seperti dilansir dari akun facebooknya:

Jakarta, 14 Agustus 2019
Kepada Yth.

1. Bapak Joko Widodo (Presiden terpilih 2019-2024)
2. Ibu Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDIP)
3. Bapak Prabowo Subianto (Ketua Umum Gerindra)

Di Jakarta
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan hormat,

Pertama-tama saya mendoakan semoga Bapak dan Ibu semua selalu dalam lindungan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga dapat menjalankan tugas-tugas mulia memimpin rakyat Indonesia dengan sebaik-baiknya.

Selanjutnya, di bulan Kemerdekaan Bangsa Indonesia ini, perkenankan saya manyampaikan beberapa hal terkait dengan situasi politik saat ini:

Pertama, saya pada akhirnya bisa memahami bahwa memang penyelenggaraan politik di Indonesia tidak bisa sepenuhnya didalami dengan teori demokrasi semata apalagi demokrasi liberal, sehingga saat saya memaksakan teori itu maka saya kesulitan memahami pertemuan-pertemuan politik yang Bapak dan Ibu semua lakukan beberapa waktu lalu.

Sebaliknya, ketika saya mendalaminya dengan pendekatan musyawarah dan gotong-royong, barulah saya bisa mengerti mengapa pertemuan-pertemuan itu bisa terjadi.

Kedua, saya beranggapan bahwa musyawarah adalah untuk memufakati suatu konsep yang terbaik bagi rakyat, sementara gotong-royong adalah kerja bersama merealisasikan konsep terbaik itu.

Terkait dengan inilah, maka saya menduga-duga bahwa dalam pertemuan-pertemuan tersebut ada permufakatan untuk melaksanakan ajaran Trisakti Bung Karno, yaitu menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam budaya.

Ketiga, saya mengamati selama dua dekade belakangan ini, belum melihat ada kesungguhan dari kabinet untuk menjadikan ajaran Trisaksti Bung Karno tersebut sebagai pijakan dalam melahirkan kebijakan-kebijakan nasional bahkan yang terjadi justru sebaliknya.

Karena itulah kita menyaksikan terjadinya deindustrialisasi yang sangat serius bahkan juga tergerusnya kedaulatan pangan di Indonesia. Dalam bidang budaya pun, secara sistematik generasi muda saat ini lebih berkesadaran budaya asing ketimbang budaya nasional yang sesungguhnya banyak kebajikan dan kejeniusan di dalamnya. Bila suatu bangsa dalam ekonomi dan budayanya telah terkooptasi atau terkungkung sedemikian kuat oleh kekuatan asing, maka secara perlahan kedaulatan politik pun bisa memudar.

Saya yakin tentunya bukan hal demikian yang akan Bapak dan Ibu wariskan kelak kepada anak cucu kita.

Keempat, pertemuan-pertemuan yang Bapak dan Ibu lakukan beberapa waktu lalu, memang bisa mendinginkan suhu gerakan rakyat yang sebelumnya bergejolak. Namun saya juga bisa merasakan bahwa denyut nadi gerakan rakyat itu sesungguhnya masih berdetak keras.

Bila pertemuan-pertemuan Bapak dan Ibu semua ternyata tidak menghasilkan suatu penyelenggaraan pemerintahan yang mengarah pada kesejahteraan dan keadilan akibat dari semakin memburuknya kebijakan-kebijakan ekonomi-politik, maka bukan hal yang mustahil gerakan rakyat itu akan menggelora dan masif untuk mengoreksi jalannya kekuasaan pemerintahan negara.

Pada hemat saya, gerakan rakyat itu kelak tidak lagi dalam payung kontestasi pilpres melainkan lebih dahsyat yaitu dalam perspektif "rakyat versus negara".

Sebaliknya bila pertemuan-pertemuan Bapak dan Ibu semua menghasilkan kebaikan nyata bagi rakyat, maka saya pun berkeyakinan bahwa artinya kita telah menghargai dan menghormati darah yang tumpah serta ratusan nyawa yang gugur baik itu para Petugas KPPS maupun dalam peristiwa sabotase Aksi Damai 21-22 Mei 2019, karena peristiwa-peristiwa itu, di samping telah ikut mengoreksi jalannya demokrasi di masa depan, juga menghasilkan manfaat kebaikan yang nyata dirasakan oleh rakyat.

Walau begitu pun kita tetap harus bisa mengusut tuntas peristiwa kematian baik itu para petugas KPPS maupun peristiwa sabotase Aksi Damai 21- 22 Mei 2019 lalu agar tidak menyisakan beban kepedihan bagi perkembangan sejarah demokrasi di Indonesia.

Kelima, demi Allah, kutuklah saya bila saya berbohong, bahwa tidak ada orang yang menyuruh saya untuk membuat surat ini, selain "disuruh" oleh akal budi dan niat baik saya, tentunya setelah mengamati situasi politik-ekonomi termasuk mengamati kesungguhan atau kekhidmatan orang per orang dalam kiprahnya.

Terkait dengan ini, maka saya mengharapkan Bapak dan Ibu semua mau mendiskusikan dengan mendalam sosok Dr. Rizal Ramli untuk bisa dipertimbangkan membantu Bapak dan Ibu semua dalam memimpin bangsa ini yaitu dengan cara menempatkan sosok ini membantu Presiden terpilih dalam bidang ekonomi dan keuangan.

Saya cukup lama mengamati kekhidmatan sosok ini dalam berkiprah, dan saya meyakini sosok ini bisa ikut membantu merealisasikan ajaran Trisakti Bung Karno itu. Saya yakin Bapak dan Ibu semuanya juga telah mengenal dengan sangat baik sosok ini.

Demikian surat terbuka ini saya sampaikan, semata-mata demi ingin ikut mengarahkan masa depan bangsa setelah melewati jembatan emas kemerdekaan yaitu insyaAllah secara bertahap namun pasti akan menjadi bangsa yang sungguh-sungguh berdaulat, berdikari dan berkepribadian. Amin.

Terimakasih tiada berhingga atas perhatian Bapak dan Ibu semua bila telah berkenan meluangkan waktu membaca surat ini.

Wassalaamualaikum Wr. Wb.

Hormat saya,
Moh. Jumhur Hidayat.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya