Berita

Pasukan di Yaman/Net

Dunia

Aden Semakin Mencekam, PBB Khawatir Masa Depan Perdamaian Yaman

KAMIS, 08 AGUSTUS 2019 | 08:46 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Bentrokan antara separatis Houthi di selatan dan pengawal presiden di Aden, telah menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai dua lainnya pekan ini.

PBB khawatir dengan situasi yang tengah berkembang di Ade tersebut dam menyerukan untuk de-eskalasi. PBB menyoroti keretakan di dalam koalisi pimpinan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) yang memerangi gerakan pemberontak Houthi sejak 2015.

Separatis yang didukung UEA dan pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional bersatu dalam pertempuran mereka melawan Houthi. Namun mereka memiliki agenda yang bersaing untuk masa depan Yaman.

Hubungan antara Hadi dan UEA mengalami ketegangan di tengah tuduhan bahwa UEA telah menawarkan perlindungan kepada politisi Yaman selatan yang berkampanye untuk memisahkan diri.

Menteri Dalam Negeri Yaman Ahmed al-Mayssari mengatakan pemerintah sejauh ini telah mempraktekkan pengekangan untuk menjaga stabilitas di Aden, tetapi siap sepenuhnya untuk memerangi tindakan apa pun yang menargetkan institusi negara.

"Kami menyerukan kepada rakyat Yaman untuk tidak menanggapi panggilan seperti itu karena mereka hanya bertujuan untuk perang dan hanya melayani kaum Houthi," kata Maysarri.

Utusan khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, menyatakan keprihatinannya tentang gejolak di Aden.

"Saya khawatir dengan eskalasi militer di Aden hari ini, termasuk laporan bentrokan di sekitar Istana Presiden. Saya juga sangat prihatin dengan retorika yang mendorong kekerasan terhadap institusi Yaman," kata Griffiths dalam sebuah pernyataan.

"Peningkatan kekerasan akan berkontribusi pada ketidakstabilan dan penderitaan di Aden dan akan memperdalam perpecahan politik dan sosial Yaman," sambungnya.

"Saya menyerukan kepada pihak-pihak yang terlibat untuk meninggalkan kekerasan dan terlibat dalam dialog untuk menyelesaikan perbedaan. Saya juga mendesak semua pihak yang berpengaruh untuk melemahkan situasi dan memastikan perlindungan warga sipil," tambahnya, seperti dimuat Al Jazeera.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya