Berita

Wakil ketua majelis hukum PP Muhammadiyah, Maneger Nasution/RMOL

Hukum

Muhammadiyah Yakin Ada Faktor Non-teknis Yang Menghalangi Kasus Novel

SELASA, 06 AGUSTUS 2019 | 15:34 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Majelis Hukum PP Muhammadiyah melalui wakil ketua umumnya, Maneger Nasution menilai ada penghalang pihak Kepolisian dalam menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

“Kita meyakini ada faktor non-teknis yang menjadi penghalang utama bagi kawan-kawan Kepolisian untuk mengungkap kasus itu,” kata Maneger di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/8).

Dengan kemampuan yang dimiliki Kepolisian, ia meyakini kasus Novel dapat tertangani, terlebih dengan dukungan peralatan canggih yang dimiliki korps Bhayangkara.


Keyakinan itu ia contohkan dalam kasus sulit seperti teror bom Sarinah, Thamrin, bom Kampung Melayu, hingga bom Bali yang mampu diungkap Kepolisian.

“Pelakunya bisa diungkap, aktor di balik itu bisa diungkap,” ujarnya.

Terkait kasus Novel, PP Muhammadiyah memandang tidak hanya menyerang personal melainkan juga mengancam semangat pemberantasan korupsi di Indonesia.

“(Kasus penyiraman itu) menjadi lonceng kematian bagi pemberantasan korupsi kita. Karena orang berpikir bahwa mereka tidak bisa memberikan jaminan kepastian, bahkan terhadap aparatnya sekalipun,” jelas Maneger.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebelumnya telah membentuk tim teknis guna menindaklanjuti hasil rekomendasi tim pakar gabungan pencari fakta kasus Novel Baswedan. Tim teknis itu berisi 120 personel Polri terbaik dan memiliki kompetensi di masing-masing bidang.

Tim teknis ini diberi waktu alias masa kerja berdasarkan surat perintah (Sprin) Kapolri selama enam bulan. Untuk menyanggupi permintaan Presiden Jokowi, tim teknis ditargetkan bisa mengungkap kasus ini dalam tiga bulan. Jika belum terungkap, tim diperpanjang tiga bulan lagi.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya