Berita

Mata uang China Yuan/Net

Dunia

AS Tuding China Sebagai Manipulator Mata Uang, Perang Dagang Semakin Berkobar

SELASA, 06 AGUSTUS 2019 | 06:47 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Amerika Serikat mengipasi perang dagang yang terjadi dengan China dengan menuding negeri tirai bambu itu sebagai manipulator mata uang.

"Dalam beberapa hari terakhir, China telah mengambil langkah konkret untuk mendevaluasi mata uangnya, sambil mempertahankan cadangan devisa yang substansial meskipun menggunakan alat-alat tersebut di masa lalu," kata Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin dalam sebuah pengumuman pada Senin sore (5/8).

"Konteks tindakan ini dan tidak masuk akalnya alasan stabilitas pasar China menegaskan bahwa tujuan devaluasi mata uang China adalah untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang tidak adil dalam perdagangan internasional," tambahnya, seperti dimuat Channal News Asia


Dengan tudingan tersebut, pemerintah Amerika Serikat akan melakukan serangkaian tindakan yang dimandatkan di bawah Undang-Undang Perdagangan dan Daya Saing Omnibus tahun 1988, termasuk pengaduan ke Dana Moneter Internasional (IMF). Undang-undang tersebut juga menyerukan pembicaraan bilateral untuk menghilangkan praktik yang tidak adil.

Langkah ini membawa hubungan Amerika Serikat dan China ke tingkat yang lebih buruk.

Di sisi lain, tudingan ini adalah pemenuhan janji Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menyebut China sebagai manipulator mata uang untuk pertama kalinya sejak 1994.

Tudungan tersebut dilontarkan Amerika Serikat setelah China membiarkan yuan melemah melewati level kunci 7 per dolar pada awal pekan ini untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.

Beijing kemudian mengatakan akan berhenti membeli produk pertanian Amerika Serikat.

Penurunan tajam 1,4 persen dalam yuan terjadi beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengejutkan pasar keuangan dengan berjanji untuk mengenakan tarif tambahan 10 persen pada sisa impor China senilai 300 miliar dolar AS per 1 September mendatang.

Berita itu seketika membuat dolar melemah tajam dan mendorong harga emas.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya