Berita

Polda Metro Jaya menunjukkan pelaku dan barang bukti penipuan properti/RMOL

Hukum

Lakukan Aksi Selama 4 Bulan, Sindikat Penipuan Bidang Properti Ini Mampu Raup Rp 214 Miliar

SENIN, 05 AGUSTUS 2019 | 14:25 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Jajaran Subdit II Harda (Harta benda) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya sukses membongkar sindikat penipuan bidang properti yang mampu meraup keuntungan lebih dari Rp 214 miliar.

"Kami telah lakukan operasi tangkap tangan jaringan mafia di bidang properti. Kasus ini berawal dari laporan korban ke Subdit Harda Polda Metro Jaya," ucap Kombes Suyudi Ario Seto kepada awak media di kediaman pelaku di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (5/8).

Kombes Suyudi melanjutkan, pelaku yang ditangkap sebanyak empat orang. Yakni Wiwit, Idham alias H, Sudjatmiko alias Miko, dan K.


Para pelaku memiliki peran yang berbeda-beda. Wiwit misalnya, berperan mencari korban yang akan menjual rumah mewah dengan nilai di atas Rp 15 miliar.

Dari hasil penyelidikan kepolisian, tak hanya satu orang korban. Setidaknya ada dua korban lain yang kena tipu sindikat bidang properti dengan modus yang sama.

"Penyidik melakukan pengembangan dan ada korban-korban berikutnya. Para pelaku atau sindikat ini juga melakukan kegiatan dengan modus yang sama terhadap korban yang lain di rumah di Kebayoran Baru juga. Di Jalan Wijaya harganya itu disepakati 42 miliar, di jalan Kebagusan disepakati harganya 15 miliar. Dan ada perusahaan pembiayaan yang datang ke kami, ada 6 lain yang juga melakukan transaksi secara fiktif sehingga perusahaan ini merasa dirugikan hampir 25 miliar," papar Kombes Suyudi.

Sehingga, menurut Suyudi, sejak Maret hingga Juli 2019 para pelaku penipuan ini mampu meraup keuntungan setidaknya Rp 214 miliar.

Kini, pihak penyidik masih berupaya melakukan pendalaman untuk mencari korban lainnya. Karena diyakini masih banyak korban yang terkena tipu jaringan mafia bidang properti tersebut.

Akibat perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP dan atau Pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya