Berita

Para pengungsi Rohingya/Net

Dunia

Dikunjungi Delegasi ASEAN, Para Pengungsi Rohingya Dibalut Kekecewaan

MINGGU, 04 AGUSTUS 2019 | 08:35 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Upaya ASEAN mendorong dialog antara para pengungsi dan pemerintah Myanmar justru memicu kecaman keras dari para aktivis pro-Rohingya. ASEAN dianggap telah mengatur kejahatan militer di Myanmar dengan melegitimasi rencana pemulangan kembali para pengungsi Rohingya.

Pada Agustus 2017 lalu, hampir 730 ribu warga Rohingya mengungsi ke perbatasan Bangladesh setelah diperlakukan semena-mena oleh pemerintah Myanmar. Bahkan banyak pihak menganggap apa yang dilakukan oleh pemerintah dan militer Myanmar merupakan sebuah genosida.

Namun, Bangladesh yang sebelumnya dipuji oleh komunitas internasional karena bersedia menerima pengungsi Rohingya, saat ini justru memberlakukan pembatasan yang ketat terhadap para pengungsi. Seperti mencegah mereka bergerak bebas, mendapatkan pendidikan, mencari nafkah, dan menyangkal status 'pengungsi' yang dimiliki oleh mereka.

Seperti diberitakan Al Jazeera, Sabtu (3/8), badan yang menangani persoalan pengungsi, UNHCR, membuat publik curiga dengan menandatangani kesepakatan rahasia dengan pemerintah Myanmar. Kesepakatan itu kabarnya mengharuskan warga Rohingya untuk kembali ke Myanmar dan menyetujui skema 'kartu identitas' yang selama ini ditolak keras oleh mereka.

Sementara ASEAN yang menjadi organisasi regional di Asia Tenggara sekaligus 'penjaga' perdamaian di kawasan tidak mampu memberikan solusi yang signifikan. Justru membuat warga Rohingya kecewa karena telah ikut membuat dialog dengan pemerintah Myanmar.

Hal tersebut diketahui setelah pekan lalu sejumlah perwakilan anggota ASEAN mengunjungi kamp-kamp pengungsian. Seorang aktivis Rohingya bertanya pada delegasi ASEAN apa yang mereka lakukan untuk membantu kurang lebih 128 ribu orang Rohingya yang tejebak di kamp-kamp penahanan yang dipenuhi oleh penyakit.

"Kami di sini bukan untuk menyelesaikan semua masalah Anda," jawab salah satu delegasi, yang membuat rakyat Rohingya menyadari bahwa anggota ASEAN tidak pedulli akan hak-hak mereka.

"Saya tahu ASEAN tidak bisa melakukan segalanya. Tapi mereka bisa mengangkat suara mereka untuk Rohingya,"  ujar Muhammed Nowkhim, salah seorang aktivis Rohingya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya