Berita

Jokowi bersama Prabowo/Net

Politik

PDIP Desak Nasdem Jadi Oposisi, Pengamat: Karena Terlalu Keras Menolak Gerindra

KAMIS, 01 AGUSTUS 2019 | 13:18 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Desakan politisi PDI-P yang menyarankan Partai Nasdem agar keluar dari koalisi dan menjadi oposisi diakibatkan adanya dinamika politik yang dilakukan Nasdem karena tidak setuju bergabungnya Partai Gerindra.

Director for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad mengatakan, dinamika politik antara PDI-P dengan Partai Nasdem semakin menguat setelah politisi PDI-P Kapitra Ampera mendesak Nasdem untuk menjadi oposisi.

"Jadi perdebatan antara Kapitra dengan Akbar Faizal itu ya menunjukkan itu, mengindikasikan adanya dinamika politik, dan itu tidak hanya dua partai itu, bisa jadi dengan elite," ucap Nyarwi Ahmad kepada Kantor Berita RMOL, Kamis (1/8).


Ucapan Kapitra yang berharap Nasdem menjadi oposisi sesungguhnya dilatarbelakangi setelah mendengar ucapan politisi Partai Nasdem Akbar Faizal pada saat acara diskusi di ILC pada Selasa (30/7) malam.

"Saya terkejut amat sangat terkejut ternyata Nasdem lagi menyiapkan diri untuk jadi oposisi yang sesungguhnya, bahasa-bahasa yang dikeluarkan saudara saya ini (Akbar Faizal) tadi itu adalah bahasa-bahasa oposisi dan lebih baik keluar dari koalisi itu lebih bagus. Kedua atau mungkin Nasdem takut ketinggalan?, (sehingga) kegundahan itu dimunculkan kepermukaan bahwa dia akan takut kehilangan. Ini lah yang membuat sedih. Ya mudah-mudahan Nasdem jadi oposisi sesungguhnya," singkat Kapitra.

Sebelumnya Akbar Faizal sebelumnya menyebutkan, kenaifan di ruang politik saat ini sedang terjadi. Menurutnya, persamaan itu perlu dipaksakan. Dia pun mempertanyakan rekonsiliasi yang sedang dijajaki.

Akbar Faizal menyebut bahwa membangun bangsa itu tidak harus satu bahasa, perbedaan-perbedaan itu adalah bagian dari membesarkan sebuah bangsa. Untuk itu, Nasdem berharap Gerindra tetap di luar pemerintahan, karena oposisi itu bukan hal yang hina.

Dengan demikian, Nyarwi menyimpulkan ucapan Kapitra Ampera yang berharap Nasdem menjadi oposisi yang sesungguhnya dikarenakan sikap Nasdem yang terlalu keras menolak bergabungnya Gerindra ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

"Mungkin ya itu ada semacam reaksi-reaksi dari kalangan elite PDIP terhadap sikap Nasdem ya itu wajar. Artinya kalau Nasdem terlalu keras gitu kan kemudian mereka (PDI-P) berfikir lebih baik (Nasdem menjadi) oposisi," jelasnya.

Namun kata Nyarwi, dinamika yang terjadi antara parpol yang tergabung di KIK merupakan hal yang wajar dan tidak akan menjadi persoalan yang serius bagi Presiden Joko Widodo.

"Tapi itu hal yang wajar tidak ada masalah karena itu sifatnya horizontal bukan vertikal dengan pak Jokowi, kalau misalnya perdebatan dengan pak Jokowi nah itu baru ada persoalan serius, kalau itu gak ada," tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya