Berita

Psikolog Forensik, Reza Indragiri/Ist

Hukum

Tembak Sesama Polisi, Brigadir Rangga Bisa Jadi Pakai Narkoba

SABTU, 27 JULI 2019 | 02:39 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Tindakan arogan yang dilakukan Brigadir Rangga Tianto yang menembak mati anggota Ditlantas Polda Metro Jaya, Bripka Rahmat Effendy bisa jadi diakibatkan oleh pengaruh alkohol maupun narkoba.

Hal itu disampaikan Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri lantaran dalam beberapa kasus serupa, pengaruh alkohol dan psikotropika kerap menjadi faktor utama.

"Saban kali melihat perilaku yang ekstrem di luar kendali, saya mengaitkannya ke kemungkinan itu (pengaruh alkohol atau narkoba)," ucap Reza Indragiri kepada Kantor Berita RMOL, Jumat (26/7).

Menurut Reza, setiap orang yang berada di bawah pengaruh alkohol dan narkoba dimungkinkan menimbulkan perilaku agresif yang sangat tinggi. Apalagi perilaku agresif itu terjadi oleh seorang yang berkuasa penuh terhadap senjata api.

"Akibat keberadaan senjata, individu bisa sewaktu-waktu terprovokasi oleh senjatanya untuk menggunakannya, betapa pun tanpa niat sejak awal. Bayangkan jika efek senjata itu bertemu dengan rangsangan dari luar. Probabilitas munculnya perilaku agresif akan semakin tinggi," paparnya.

Namun selain faktor pengaruh narkoba ataupun alkohol, faktor kepribadian juga bisa mengakibatkan munculnya tindakan arogansi seseorang karena emosi yang sangat tinggi.

"Intinya, ada faktor dalam (kepribadian) dan faktor luar (situasi, narkoba, senjata) yang berpengaruh," katanya.

Oleh karenanya, pihak kepolisian diharapkan melakukan pengecekan terhadap oknum polisi tersebut untuk mengetahui kemungkinannya terpengaruh zat-zat tersebut.

"Juga relevan untuk mengecek kemungkinan adanya pengaruh narkoba," tandasnya.

Bripka Rahmat Effendy tewas di ruang Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis (25/7) sekitar pukul 20.30 WIB setelah ditembak Brigadir Rangga sebanyak tujuh tembakan di bagian tubuh.

Aksi penembakan tersebut dilatarbelakangi keponakan pelaku yang ditangkap dalam kasus tawuran. Pelaku sempat meminta kepada Bripka Rahmat untuk membebaskan keponakannya tersebut namun ditolak.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya