Berita

Heli Angkut Berat/Net

Pertahanan

Didera Masalah 737 Max-8, Boeing Optimis Pasar Indonesia

KAMIS, 25 JULI 2019 | 10:50 WIB | LAPORAN: A KARYANTO KARSONO

. Kendati belakangan dihujani berita negatif terkait permasalahan yang menimpa Boeing 737 MAX-8, namun Boeing tetap optimis pada pasar Indonesia. Termasuk untuk pasar militer.

Pihak pabrikan militer kelas dunia itu percaya diri akan kemampuan menyuplai militer Indonesia dengan beragam alat utama sistem senjata (alutsista). Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum atau MEF (minimum essential forces), tapi juga untuk kebutuhan lanjutan, jauh di masa mendatang.

TNI sendiri memang sudah tak asing dengan berbagai alutsista buatan Boeing. TNI AL pernah mengoperasikan rudal anti kapal Harpoon buatan Boeing. TNI AD sudah mengoperasikan delapan unit heli serang berteknologi canggih generasi terbaru yaitu AH-64E Apache Guardian.


Sementara TNI AU sudah mengopetrasikan pesawat intai maritim strategis Boeing 7373 Surveiller serta pesawat angkut Boeing 737.

Boeing masih mengincar beberapa kebutuhan TNI. Untuk TNI AD, Boeing menyodorkan heli angkut berat CH-47F Chinook. Jika tak ada halangan, heli ini memang kabarnya dalam waktu dekat akan mengisi jajaran heli angkut berat TNI AD.

Sementara untuk TNI AU, Boeing tengah gencar menawarkan pesawat-pesawat militer untuk memenuhi dua slot kebutuhan TNI AU, yaitu pesawat tanker dan pesawat peringatan dini (AEW&C).

Untuk pesawat tanker, Boeing mengandalkan produk KC-46 Pegasus yang baru-baru ini mulai menghuni skadron pertamanya dalam jajaran AU AS. Sementara pesawat peringatan dini (Airborne Early Warning and Control atau AEW&C) yang ditawarkan Boeing berbasis pesawat Boeing 737 yang sudah dipakai pula oleh AU Australia, Jepang, Korea Selatan dan Turki.

Di luar itu, tak ketinggalan Boeing juga menyodorkan pesawat patroli maritim dan anti kapal selam yang juga berbasis Boeing 737 yaitu P-8 Poseidon. India dan Australia sudah duluan memakai pesawat maritim ini.

Poseidon dinilai Boeing cocok menggantikan pesawat Boeing 737 Surveiller. Dengan kemampuan intai, patroli maritim sekaligus anti kapal selam. P-8 Poseidon bisa saja dioperasikan TNI AU atau juga TNI AL, atau bahkan keduanya.

Kendala utama dari beragam tawaran menarik (secara teknologi) dari Boeing adalah soal klasik: yaitu harga. Sudah bukan rahasia umum kalau banderol alutsista Boeing tidak bisa dikatakan murah.

Kalau mau, Indonesia sebenarnya tetap bisa ambil keuntungan dari titik itu. Misalnya saja, Indonesia menuntut offset atau alih teknologi dengan nilai yang cukup besar. Selain keuntungan aspek ekonomi, nilai plus aspek teknologi pun bisa didapat.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya