Berita

Megawati menyambut kedatangan Prabowo di rumahnya di jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7)/RMOL

Publika

Prabowo-Megawati, Alih Strategi Selamatkan Indonesia

RABU, 24 JULI 2019 | 13:38 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

ORANG-orang mesti konsisten. Tempo hari Jokowi dinilai minim kapasitas. Presiden Boneka. Jokowi dikendalikan oleh barisan orang-orang atau kelompok yang ada di sekelilingnya. Saya pikir, pendukung Jokowi sekalipun, di dalam hati kecilnya mengamini fakta ini.

Kini barisan itu menjadi rapuh, panik, dan saling curiga karena manuver Prabowo. Terlebih siang ini-setelah tempo hari bertemu Jokowi-Prabowo lakukan pertemuan dengan Megawati.

Manuver Prabowo ini tentu saja berdampak terhadap semakin sempitnya ruang gerak antarkelompok di kubu Jokowi. Kelompok inilah yang selama lima tahun ke belakang melakukan operasi politik atas kebijakan-kebijakan strategis di negara ini.


Dalam situasi seperti ini, sesungguhnya yang terpenting adalah jangan terburu-buru melakukan justifikasi terhadap Prabowo. Babak awal cerita soal MRT, Prabowo berhasil menyibak tabir dukungan semu di barisannya. Prabowo ini dikenal sebagai muasal istilah tentara hijau (Islam) karena komitmennya terhadap agama.

Tetapi di sisi lain, tidak pernah terbantahkan bahwa Prabowo memiliki komitmen nasionalisme yang tinggi atas bangsa ini. Maka tentu keliru berat kalau Prabowo kemarin-kemarin dituding turut mendukung Islam garis keras atau malah setuju dengan negara khilafah.

Prabowo telah memimpin Partai Gerindra lebih dari 10 tahun. Sepanjang sejarah, Gerindra ini ada di barisan oposisi. Tak pernah sedikit pun Prabowo merasa susah dengan pilihan politiknya itu. Ia selalu bergairah mengangkat tema-tema kedaulatan, kemandirian, nasionalisme, dan seterusnya.

Nah kini, pascapemilu, meski tidak dalam posisi berkuasa, Prabowo tentu tertantang atas kemungkinan melakukan rekonsiliasi. Karena ada peluang untuk mendorong gagasan, platform hingga visi, untuk dielaborasi dalam paket rekonsiliasi konstruktif demi bangsa dan negara.

Pilihan politik ini akan berdimensi luas. Ketegangan politik sejak lima tahun lalu tensinya akan semakin menurun. Cebong-Kampret dipastikan bubar. Proses elaborasi ini akan membatasi banyak sekali ruang gerak kaum oportunis.

Di sisi lain, Prabowo juga berpeluang mengawal kebijakan-kebijakan berbasis tema-tema ekonomi dan sumber daya alam sebagai konsentrasi perjuangan yang sedari dulu ia gelorakan.

Usai membaca surat dari Prabowo, Amien Rais tampaknya mulai memahami langkah Prabowo. Pernyataannya mulai melunak. Mulanya Ia tampak sinis menilai pertemuan MRT. Kini ia mulai memantik sarat-sarat rekonsiliasi.

Secara prinsip, tentu ini menjadi sinyal bahwa Amien Rais akhirnya setuju dengan langkah-langkah Prabowo Subianto. Pun PKS, partai ini tidak menyerang Prabowo. Mereka menghormati langkah yang diambil dan mungkin sedang merancang strategi khusus bagi masa depan partai mereka.

Prabowo tentu tidak mudah dijengkali dengan isu keserakahan dan haus kekuasaan. Bagi Prabowo hal-hal yang bersifat materialistis sudah selesai dan tuntas bagi dirinya.

Prabowo tentu juga menyadari bahwa langkah yang diambil sangat beresiko bagi Gerindra di tengah arus dukungan pilpres yang luar biasa besar dan panas. Tapi ia selalu saja mengatakan: Demi Rakyat, Demi Indonesia.

Gusmiyadi Goben
Aktivis Indonesia Bergerak Caleg Gerindra terpilih

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya