Berita

Jaya Suprana

Rehabilitasi Togog

SENIN, 22 JULI 2019 | 06:33 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SEHARI setelah PTT (Pertemuan Tingkat Tinggi) MRT 13 Juli 2019, tokoh penegak hukum dan hak perempuan serta anggota Tim Gubernur Jakarta Untuk Percepatan Pembangunan komite Pencegahan Korupsi, Nuryahbani Katjasungkana mengirim pesan singkat kepada saya:

“Di beberapa grup WA dibahas posisi duduk Jokowi (di bawah gambar Togog) dan Prabowo (di bawah gambar Semar).  Pak Jaya kerap menulis tentang wayang, maka apakah ada komen dari Pak Jaya?“

Togog

Demi memenuhi titah perintah Ibu Nursyahbani, saya memberanikan diri memberi komentar bukan makna letak duduk Jokowi dan Prabowo tapi fokus tokoh wayang purwa bernama Togog itu.

Memang banyak versi kisah mengenai Togog akibat memang banyak dalang wayang kulit yang masing-masing berhak menciptakan versi sendiri-sendiri saling beda satu dengan lainnya.

Namun menurut pakem Wayang Purwa yang saya pelajari, Togog adalah saudara kandung Semar.

Wayang Purwa

Alkisah pada zaman kadewatan, Sanghyang Wenang menyelenggarkan sayembara untuk memilih penguasa kahyangan dari ketiga anaknya yang lahir dari sebutir telur.

Lapisan-lapisan telur terdiri dari kulit telur diberi nama Batara Antaga, putih telur diberi nama Batara Ismaya dan kuning telur diberi nama Batara Manikmaya.

(Sebenarnya ada pula versi anak Sanghyang Wenang adalah empat namun sengaja saya hindari demi fokus pada tiga anak saja).

Sayembara diadakan dengan cara barang siapa dari ketiga anaknya dapat menelan bulat-bulat dan memuntahkan kembali Gunung Jamurdipa maka dialah yang akan terpilih menjadi penguasa Kahyangan.

Pada giliran pertama Batara Antaga mencoba melakukannya, tetapi  malah mulutnya robek dan dower akibat memaksakan dirinya untuk menelan, padahal mulutnya tidak muat.

Giliran kedua  adalah Batara Ismaya. Ternyata Gunung Jamurdipa dapat ditelan bulat-bulat tetapi tidak dapat dikeluarkan lagi maka perut Batara Ismaya menggelembung buncit .

Karena sarana sayembara sudah musnah ditelan Batara Ismaya maka yang berhak memenangkan sayembara dan diangkat menjadi penguasa kadewatan adalah Sang Hyang Manikmaya alias Batara Guru.

Sementara Batara Antaga yang sudah beralih-rupa menjadi Togog  dan Batara Ismaya yang sudah menjadi Semar diutus turun ke marcapada untuk menjadi penasihat, pamong serta pembisik makna sejati kehidupan dan kebajikan pada manusia.

Semar dipilih sebagai pamong untuk para satria berwatak baik (Pandawa) dan Togog diutus sebagai pamong untuk para satria dengan watak buruk (Kurawa).

Stigmasisasi

Togog distigmasisasi buruk akibat dianggap berteman dengan orang-orang yang distigmasisasi buruk oleh pihak tertentu.

Maka Togog ikut terseret distigmasisasi sebagai tokoh buruk. Stigmasisasi menular seperti itu jelas tidak adil namun melazim di masyarakat demokratis yang tidak seragam selera.

Justru tugas Togog sebenarnya jauh lebih berat ketimbang tugas Semar. Mendampingi tokoh buruk jelas lebih sulit dan lebih bermasalah ketimbang  mendampingi tokoh baik.

Sementara juga bukan berarti kepribadian Togog serta merta hukumnya wajib menjadi buruk akibat mendampingi tokoh buruk. Merubah tokoh buruk menjadi baik jelas lebih sulit ketimbang merubah tokoh baik menjadi tetap baik.

Togog justru membutuhkan enerji budi-pekerti serta mental jauh lebih besar ketimbang Semar demi mampu mendampingi tokoh buruk.

Saya menghormati Semar sebagai suri teladan keadiluhuran budi pekerti namun saya juga menghormati Togog sebagai suri teladan perjuangan jatuh-bangun babak-belur berusaha menyadarkan para tokoh buruk  menjadi tokoh baik.

Penulis adalah pembelajar falsafah wayang purwa.



Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya