Berita

Ali Moertopo/Net

Publika

Potret Intel Ali Moertopo: Memecah Dengan “Mainan Lama”

RABU, 17 JULI 2019 | 15:05 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN*

JENDERAL Soemitro yang terlibat dalam rivalitas kekuasaan dengan sejumlah jenderal di masa Orde Baru, terkait dengan Peristiwa Malari 1974, mengaku Ali Moertopo sebenarnya berambisi jadi wapres, bahkan disebut-sebut kepingin jadi presiden dengan menggusur Soeharto.

Ali yang tokoh intel top setelah sang guru, yaitu unsmilling general, Leonardus Benny Moerdani (LBM), merupakan pemimpin Opsus (Operasi Khusus).

Tugas Opsus menurut Jenderal Soemitro menyelesaikan masalah dengan mendobrak dan merekayasa dalam waktu cepat.


“Ini yang kami sebut perekayasaan dari atas, engineering from above,” kata Soemitro dalam biografi “Soemitro Dari Pangdam Mulawarman Sampai Pangkopkamtib”, yang ditulis maestro wartawan-sastrawan Indonesia, Ramadhan K.H.

Kerja Opsus antara lain: infiltrasi ke kampus-kampus, merancang fusi partai-partai lama, mengendalikan PWI, menggalang dana untuk biaya politik, merekrut informan, residivis/preman, hingga bikin lembaga think thank seperti CSIS, dan banyak lagi.

Untuk mewujudkan ambisi jadi wapres & presiden Ali Moertopo menggalang para bekas pentolan Darul Islam sebagai obyek operasi intel yang dipake sesuai kebutuhan politik.

Dalam hikayat intel Orba Ali Moertopo dan LB Moerdani lumrah dikenal sebagai eksekutor yang lihai mendesain isu-isu Islam. Baik untuk kepentingan mereka sendiri maupun untuk kepentingan sang majikan, Soeharto.

Banyak catatan sejarah kelam di masa Orde Baru dimana Islam didiskreditkan sebagai anti Pancasila yang intinya merupakan hasil kerja intel.

Para bekas pentolan Darul Islam waktu itu juga dipakai untuk menekan bahaya laten PKI.

Bagi para eks pentolan tersebut lebih baik bekerjasama dengan Ali daripada ditangkap.

Ali juga royal dalam hal bagi-bagi kue Orba. Darul Islam diubahnya jadi NII. Gerakannya berkembang di seantero Jawa walaupun kesibukannya sekadar bikin struktur dan pembaiatan.

Suatu waktu Ali kasih janji bahwa Darul Islam akan dipasok senjata dari Libya sebanyak satu kapal yang akan mendarat di pantai selatan Jawa. Tapi ternyata kapal tersebut tidak pernah tiba.

Kekuasaan Orde Baru dibangun di atas isu-isu Islam. Di atas insiden-insiden, pembantaian, dan labeling seperti Komando Jihad, NII, Peristiwa Priok, Talang Sari, ... dan beberapa lainnya. Isu khilafah yang sekarang dihembus-hembuskan sesungguhnya mainan lama dengan bungkusan (yang terkesan) baru.

Tujuannya antara lain untuk menekan Islam sebagai kekuatan mayoritas, diperlakukan secara paranoid dan halusinatif. Esensinya ketidakadilan.

Seorang tokoh penting pergerakan mahasiswa yang pernah meringkuk di penjara Orde Baru di Bandung, pernah menceritakan pengalamannya dibui satu sel dengan salah seorang kerabat tokoh penting Darul Islam.

Sang kerabat Darul Islam ini ternyata dalam waktu-waktu tertentu tidak berada di dalam sel untuk tempo yang cukup lama, tetapi kemudian ia kembali ke dalam sel.

Rupanya pada momen-momen tertentu seperti menjelang Pemilu ia dikeluarkan dari sel untuk keperluan operasi intel, dimana di dalam peristiwa yang sudah direkayasa ia dijadikan kambing hitam. Misalnya dituduh hendak menggagalkan Pemilu, mau bikin sabotase, atau merancang pemufakatan jahat untuk menggulingkan pemerintah.

Setiap kali dikeluarkan dari sel ia ditampilkan dengan nama organisasi baru yang berbeda dari sebelumnya, yang berkonotasi lebih menakutkan dan bertendensi ancaman.

Hari ini dimana seluruh aparatur negara seharusnya dipakai untuk kemajuan bangsa dan negara, tapi tetap direduksi untuk kepentingan jangka pendek-pragmatisme sesaat.

Zaman sempit, zaman angan-angan yang kian menjauhkan harapan rakyat ini rupa-rupanya melahirkan banyak elit kuasa yang berpikiran kerdil.

Penulis adalah wartawan senior


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya