Berita

Sekjen Partai Nasdem, Johnny G Plate/Net

Politik

Nasdem: Teguran Jokowi Bukan Karena Kabinet Buruk, Tapi Konsolidasi

SELASA, 09 JULI 2019 | 15:29 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Teguran Presiden Joko Widodo kepada sejumlah menteri dalam rapat kabinet terkait belum maksimalnya iklim investasi Tanah Air beberapa waktu lalu diharapkan tak dimaknai sebagai buruknya kinerja kabinet pemerintahan Jokowi.

Sekjen Partai Nasdem, Johnny G Plate menyebut, teguran Jokowi itu merupakan wujud konsolidasi antara presiden dengan para pembantunya.

"Yang kemarin di sidang kabinet itu Pak Jokowi ingin melakukan koordinasi kembali dan menggerakkan kabinet," ujar Johnny di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7).

Johnny menyebutkan bahwa konsolidasi itu memang perlu dilakukan kepala negara terhadap jajarannya. Terlebih selama masa Pemilu kemarin ada sedikin pengaruh terhadap roda ekonomi dan investasi nasional.

"Anggota kabinet terkait seperti Kementerian BUMN, Kementerian SDM, Kementerian ATR dan kementerian lain untuk melakukan koordinasi agar perekonomian kita segera bergerak kembali setelah tekanan-tekanan selama masa kampanye," jelasnya.

Selain itu, kata anggota Komisi XI DPR ini, ada devisit neraca dagang Indonesia yang menempatkan angka ekspor masih rendah dan perlu evaluasi untuk bisa bergerak ke arah positif.

"Kita membutuhkan untuk mendorong ekspor yang lebih kuat," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi didampingi Wapres Jusuf Kalla sempat menyentil jajarannya terkait dengan investasi Indonesia yang belum maksimal. Hal itu disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (8/7) kemarin.

Dua Menteri yang sempat ditegur Presiden adalah Menteri ESDM Ignatius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno. Presiden menyayangkan neraca perdagangan yang mengalami defisit. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Januari-Mei 2019 year on year turun 8,6 persen, sedangkan di periode yang sama nilai impor juga turun 9,2 persen.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya