Berita

Yusril Ihza Mahendra/Net

Politik

Pengamat: Yusril Tetap Dapat Bagian

SENIN, 01 JULI 2019 | 16:17 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Istilah here is no free lunch atau tidak ada makan siang gratis diyakini masih berlaku dalam praktik perpolitikan Indonesia.

Setelah pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, saat ini isu politik bergesar pada pembagian kursi menteri.

Pengamat politik dari Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin mengatakan, di awal-awal pembentukan koalisi parpol pengusung Jokowi-Maruf, tentu sudah ada kesepakatan atau deal-deal politik antara mereka dengan petahana Jokowi.

Khusus Partai Bulan Bintang (PBB) yang bergabung dengan koalisi Jokowi-Maruf di menit-menit akhir, menurut Ujang, tetap ada deal-deal politik.

Apalagi belakangan, ketua umumnya yakni Yusril Ihza Mahendra adalah ketua tim kuasa hukum Jokowi-Maruf di Mahkamah Konstitusi (MK). Diketahui, Jokowi-Maruf memenangkan sengketa Pilpres 2019 di MK.

"Buat apa bergabung kalau tidak ada kesepakatan," ujar Ujang saat dihubungi Kantor Berita RMOL, Senin (1/7).

Dan sebaiknya, lanjut Ujang, Yusril memang harus masuk kabinet untuk eksistensi PBB di masa mendatang.

"Yusril sudah bolak-balik jadi menteri, tapi melihat latar belakangnya, dia bisa jadi Menkumham, kalau menko adalah jatah partai besar," tuturnya.

Ketua Umum DPP PBB Yusril Ihza Mahendra sebelumnya mengaku belum mendapat tawaran menjadi menteri. Tapi kalau pun pada akhirnya ada tawaran, dia akan tetap terkonsentrasi pada penanganan hukum dan HAM.

"Kalau sekiranya harus masuk ke pemerintahan, tentu kalau saya merasa betul ada hal-hal masalah-masalah konstitusi, masalah hukum, masalah HAM yang memang harus diselesaikan di negara ini," ungkap Yusril di Gedung KPU, Jakarta, Minggu kemarin.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

UPDATE

Koalisi Berisiko Pecah Gara-gara Kelangkaan LPG 3 Kg

Rabu, 05 Februari 2025 | 03:16

Kuras ATM Calon Mertua, Perempuan Muda Dibekuk Polisi

Rabu, 05 Februari 2025 | 03:01

Warga Diajak Laporkan Bangunan Gedung Tak Sesuai Izin

Rabu, 05 Februari 2025 | 02:38

Beredar Video Geng Alumni UGM Kumpul, Warganet Cari-cari Mulyono

Rabu, 05 Februari 2025 | 02:20

Bharatu Mardi Hadji dapat Kenaikan Pangkat dari Kapolri

Rabu, 05 Februari 2025 | 02:16

Tak Benar GoTo Merger dengan Grab

Rabu, 05 Februari 2025 | 01:37

Prabowo Diminta Waspadai Agenda Jahat Menteri

Rabu, 05 Februari 2025 | 01:18

PN Serang Putuskan Kasus Charlie Chandra Dilanjutkan

Rabu, 05 Februari 2025 | 01:00

Kenaikan Tarif Air Bersih Harus Diimbangi Kualitas Pelayanan

Rabu, 05 Februari 2025 | 00:40

Pramono Keliling Balai Kota

Rabu, 05 Februari 2025 | 00:16

Selengkapnya