Berita

Jumpa pers di Kedubes Palestina/RMOL

Dunia

Palestina Anggap Konferensi Manama Sebagai Tipu Daya AS

KAMIS, 27 JUNI 2019 | 02:39 WIB | LAPORAN:

RMOL Konferensi "Peace for Prosperity" yang digelar oleh Amerika Serikat (AS) di Manama, Bahrain untuk membantu perekonomian Palestina dinilai sebatas tipu daya belaka.

Dutabesar Palestina untuk Indonesia, Zuhair al Shun menilai bahwa konferensi yang digelar pada Selasa (25/6) menyisakan tanda tanya besar. Sebab, bantuan tersebut tidak diberikan langsung kepada Palestina.

"Pertanyaannya adalah kenapa bantuan ini diberikan oleh AS dan Israel dalam proyek konferensi Manama? Kenapa tidak langsung agar diurus palestina sendiri," tanyanya saat konferensi pers bersama dengan Direktorat Timur Tengah Kemlu RI, perwakilan partai politik, dan organisasi masyarakat, termasuk Jamaah Muslimin (Hizbullah) di Kedubes Palestina, Jakarta, Rabu (26/6).

Dia menguraikan bahwa hasil rekomendasi dari konferensi yang menyatakan akan membawa kemakmuran bagi warga Palestina, justru dinilai hanya akan menyulitkan rakyat Palestina. Sebab, tidak ada niat baik dan terdapat banyak kepentingan pengusaha-pengusaha AS di dalamnya.

Selain itu, konferensi juga berjalan tanpa dihadiri Palestina sebagai penerima dan pelaksana rekomendasi.

“Palestina tidak sepakat dengan keputusan-keputusan politik pemerintahan Presiden Donald Trump yang lebih condong ke Israel, karena Israel merupakan mitra sebenarnya dari proyek-proyek perdamaian Trump,” ujarnya.

Dia kemudian merinci sejumlah keputusan Trump yang merugikan Palestina. Seperti, pemindahan Kedutaan Besar AS ke Jerusalem, pengakuan Dataran Tinggi Golan milik Israel, dan konferensi ekonomi di Bahrain.

"Bantuan dalam proyek Konferensi Manama yang diberikan kepada As dan Israel bukan kepada Palestina. Hal tersebut merupakan tipu daya, yang nantinya proyek-proyek tersebut akan dimanfaatkan untuk kepentingan Israel sendiri," tegasnya.

Menurutnya, perdamaian Palestina dan Israel harus dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan internasional yang sudah disahkan oleh PBB.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya