Berita

Menteri Ketenagakerjaan RI M. Hanif Dhakir (tengah bagian kanan)/Net

Indonesia Dorong Negara G-20 Kerjasama Sukseskan Bonus Demografi

SELASA, 25 JUNI 2019 | 09:58 WIB | LAPORAN: DEDE ZAKI MUBAROK

Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia M. Hanif Dhakiri mendorong kerjasama diantara negara anggota G-20 untuk mensukseskan bonus demograsi yang akan segera dialami Indonesia. Dorongan tersebut disampaikan dalam dinner meeting menteri ketenagakerjaan anggota G-20 di sela-sela sidang ILO di Jenewa, Swiss, belum lama ini.
 
"Isu demografi tak hanya terkait penuaan demografi yang dialami sejumlah negara, tapi yang juga sama pentingnya adalah isu bonus demografi. Keduanya adalah siklus demografi yang harus mendapatkan perhatian serius, karena sama-sama berdampak pada masalah ketenagakerjaan, ekonomi, sosial dan lainnya," kata Hanif dalam keterangan pers, Selasa (25/6).
 
Indonesia sangat berkepentingan menyukseskan bonus demografi yang akan dialami antara tahun 2030-2045, dimana 70 persen populasi Indoneia merupakan penduduk usia produktif. Pada 2045 penduduk Indonesia diprediksi mencapai 321 juta jiwa. Sementara pada saat yang sama, sebagian anggota G-20 seperti Jepang dan beberapa negara  Eropa mengalami penuaan generasi (aging population), suatu kondisi kebalikan dengan bonus demografi.
 

 
Bonus demografi yang akan dialami Indonesia menjadi modal pertumbuhan ekonomi yang signifikan, dengan catatan, penduduk usia produktif memiliki kompetensi menjadi tenaga kerja produktif dan kompetitif. Beberapa lembaga dunia yang kredibel seperti Mckinsey Global Institut memprediksi dengan menyukseskan bonus demografi, Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi keempat dunia.
 
Hanif juga mendorong negara-negara anggota G-20 yang telah sukses melewati bonus demografi seperti China, Korea dan India untuk berbagi pengalaman dan bekerjasama secara saling menguntungkan. Sebaliknya, kepada negara yang mengalami penuaan populasi, Indonesia siap bekerja sama diantaranya dengan penempatan tenaga kerja Indonesia untuk mengisi kekosongan tenaga kerja produktif setempat. Termasuk di dalamnya adalah penempatan perawat dan caregiver untuk menangani manusia usia lanjut di negara-negara yang alami penuaan populasi.
 
"Penanganan bonus demografi harus menjadi bagian penting dari pencarian solusi di antara negara-negara anggota G-20. Tidak ada satu resep untuk selesaikan semua masalah. Di sinilah pentingnya kerja sama," kata Hanif.
 
Dalam pertemuan yang dimoderatori Dirjen ILO Guy Ryder tersebut, Hanif menyampaikan bahwa pola kerja sama yang dimaksud diantaranya mencakup pengembangan keterampilan pekerja (skill development), pengakuan keterampilan (skill recognition), pemagangan dan youth network, keterbukaan pasar kerja, pemetaan bentuk pekerjaan di masa mendatang (future of work) serta perlindungan jaminan sosial pekerja.
 
“Seluruh anggota G-20 harus saling support serta memiliki komitmen yang sama terkait masalah tersebut,” tegasnya.
 
Menaker juga menyampaikan keseriusan Pemerintahan Presiden Jokowi dalam meningkatkan kompetensi pekerja dengan berbagai skema pendidikan dan pelatihan vokasi, memberikan kesempatan luas bagi kaum muda untuk bekerja dengan menyediakan berbagai fasilitas,  menciptakan  ekosistem usaha yang nyaman bagi pelaku ekonomi digital, serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia digital.  Presiden Jokowi juga memastikan seluruh pekerja dan pekerja migran terlindungi jaminan sosial.
 
Masih terkait isu ketenagakerjaan, hari ini dilaksanakan working group meeting G-20 di Jenewa. September nanti, pertemuan tingkat Menteri Ketenagakerjaan G-20 akan dihelat di Jepang.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya