Berita

Joko Widodo/Net

Hukum

SENGKETA PILPRES

Keanehan Dana Kampanye Jokowi, MK Tidak Boleh Berhenti Pada Bantahan Tim Hukum Paslon 01

RABU, 19 JUNI 2019 | 14:37 WIB | LAPORAN:

Majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK) harus mendalami sedalam-dalamnya jawaban tim kuasa hukum pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin terkait tudingan keanehan dana kampanye Pilpres 2019.

Tim hukum paslon 01 membantah ada sumbangan pribadi Jokowi dalam dana kampanye pilpres seperti yang dituding oleh tim kuasa hukum paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Ketua Alumni Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, Padang, Miko Kamal mengatakan, MK harus menghadirkan pihak-pihak yang berkepentingan yang terkait di persidangan untuk diperiksa di bawah sumpah, antara lain Anton Silalahi dari Kantor Akuntan Publik independen yang ditunjuk KPU yang memeriksa laporan dana kampanye Jokowi-Maruf, dan para penyumbang lainnya yaitu perkumpulan Golfer TBIG yang disebut dalam naskah permohonan kuasa hukum paslon 02.


MK juga seharusnya meminta keterangan dan/atau melibatkan pihak Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk membuktikan sumber sebenarnya dari sumbangan dana kampanye tersebut. Sebab, sumbangan dana kampanye sebesar Rp. 19.5 miliar mustahil dilakukan tanpa melibatkan lembaga keuangan dan/atau perbankan.

"Dengan membuka data yang dimiliki oleh PPATK, semuanya akan menjadi transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi," ujar Miko Kamal, Rabu (19/6).

Selanjutnya, MK harus mendalami isu ketidakjujuran sumbangan dana kampanye yang disampaikan oleh kuasa hukum paslon 02 merupakan perintah konstitusi yang termaktub di dalam Pasal 22 E ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, "pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali".

Perintah konstitusi ini kemudian diadopsi di dalam Pasal 2 UU 7/2017 tentang Pemilu dengan menjadikan "jujur" sebagai salah satu asas pelaksanaan pemilu, yaitu jujur penyelenggara dan jujur peserta.

Menurut Miko Kamal, dengan memeriksa secara sungguh-sungguh soal dalil dugaan ketidakjujuran sumbangan dana kampanye yang disampaikan pemohon, berarti MK sedang memastikan kepada rakyat Indonesia bahwa mereka benar-benar mengedepankan keadilan substantif dari pada keadilan prosedural sebagai the guardian of the constitution dan sekaligus the guardian of kedaulatan rakyat.

"Mudah-mudahan Mahkamah dapat memenuhi harapan besar rakyat Indonesia atas pelaksanaan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, yang pada akhirnya terpilih presiden yang mendapatkan legitimasi publik. Bukan presiden yang salah pilih yang berasal dari proses yang salah input input," tutupnya.

Sidang kedua pada Selasa kemarin (18/6), Tim hukum paslon 01 membantah ada sumbangan pribadi Jokowi dalam dana kampanye pilpres. Tim hukum menyebut ada kesalahan input data sehingga mencantumkan nama Jokowi sebagai penyumbang dana kampanye.

Anggota tim hukum paslon 01, Luhut Pangaribuan mengatakan, laporan penggunaan dana kampanye sebesar Rp19,5 miliar adalah dana dari rekening yang dikelola Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf dengan nomor akun 0230-01-003819-30-2 di BRI kepada Tim Kampanye Daerah, bukan dari kantong pribadi Jokowi.

Dugaan dana dari kantong pribadi Jokowi muncul karena kesalahan teknis input data yang dibuat atas nama mantan walikota Solo itu.

Tim kuasa hukum paslon 02 Prabowo-Sandi sebelumnya menilai ada kejanggalan dalam dana kampanye paslon 01 Jokowi-Maruf, yaitu melanggar prinsip kejujuran dan keadilan dalam penyampaian laporan dana kampanye.

Dalam laporan dana kampanye disebutkan bahwa sumbangan dari Jokowi sebesar Rp 19,5 miliar dalam bentuk uang dan Rp 25 juta berbentuk barang. Tapi merujuk data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), harta kekayaan capres petahana berupa kas dan setara kas per 12 April 2019 sebesar Rp 6,1 miliar.

 "Apakah dalam waktu 13 hari saja harta kekayaan Insinyur Joko Widodo berupa kas dan setara kas bertambah hingga Rp 13 miliar dan disumbangkan semua untuk kampanye?" kata satu tim kuasa hukum paslon 02, Denny Indrayana pada 12 Juni 2019 lalu.

LHKPN Jokowi yang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Agustus 2018 dalam rangka pencalonan totalnya senilai Rp 50 miliar. Harta paling besar berbentuk properti dengan total nilai Rp 43 miliar, adapun kasnya sebesar Rp 6 miliar.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya