Berita

KPU/Net

Politik

Pengumuman KPU Buru-Buru Bikin Kubu 02 Rugi Waktu

SELASA, 18 JUNI 2019 | 14:41 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Pengumuman hasil penghitungan suara pilpres yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dirasa telah merugikan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pasalnya, pengumuman pada Selasa tanggal 21 Mei lalu seperti dilakukan secara buru-buru dan kejar tayang, yaitu pada dinihari.

Anggota kuasa hukum Prabowo-Sandi, Teuku Nasrullah menyebut sebagai kubu yang dinyatakan salah dalam penghitungan tersebut, bahwa pihaknya merasa dirugikan. Sebab, KPU memiliki waktu mengumumkan selambat-lambatnya 22 Mei.

Bahkan tanggal tersebut sudah terngiang di kepala masyarakat, yang sebagian besar sudah menyiapkan aksi untuk menolak.

"Ini kok ada pengumuman hasil penetapan tanggal 21 mei jam 1.35 menit. Apa keadaan darurat negara ini?" tanyanya di sela Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Agung, Selasa (18/6).

Dia juga mempertanyakan alasan KPU yang menyebut telah selesai melakukan rekapitulasi sebagai dasar pengumuman dilakukan dinihari. Padahal, lanjutnya, data di Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) masih terus bergerak.

Penghitungan ini, sambungnya, telah membuat pihaknya mengalami kerugian. Sebab, pihaknya harus memajukan waktu konsolidasi penyusunan gugatan lebih cepat.

Jika dihitung dari prediksi tanggal 22 Mei, maka seharusnya waktu pengajuan permohonan MK bisa dikirim pada 25 Mei. Tapi kemudian tenggat permohonan dimajukan mengikuti pengumuman KPU, sehingga semua persiapan harus disegerakan.

"Kenapa buru-buru, sehingga waktu kami menyusun permohonan ini yang tadinya masih ada waktu satu hari setengah lagi dipercepat oleh KPU. Jadi kami kehilangan waktu satu hari setengah," ujarnya.

"Sehingga materi-materi yang harusnya kami sampaikan di dalam permohonan kami belum lengkap, maka kami gunakan hak untuk melengkapi pada masa perbaikan itu," pungkas Nasrullah.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya