Berita

Mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen/Net

Hukum

Kuasa Hukum: Kivlan Zen Akui Terima Dana Dari Habil Marati

SENIN, 17 JUNI 2019 | 16:13 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen akui menerima aliran dana dari tersangka Habil Marati sebesar Rp 50 juta dan 4 ribu dolar Singapura.

Hal itu dikatakan kuasa hukum Kivlan, Muhammad Yunti yang mengaku mendapatkan keterangan dari kliennya. Namun, kata Yunti, uang yang diberikan Habil Marati bukan untuk membeli senjata api.

"Mengakui, tapi tidak sesuai dengan informasi, hanya tidak ada kaitan sama sekali dengan masalah pembelian senjata, tidak ada sama sekali. Beliau (Kivlan) pernah bercerita kepada kami kuasa hukumnya, semua aliran dana itu tidak ada hubungan dengan pembelian senjata dan tidak ada hubungan dengan masalah pembunuhan sebagainya. Yang satu itu Rp 50 juta yang satu itu 4 ribu dolar Singapura itu untuk peringatan Supersemar di Monas antikomunis," ucap Muhammad Yunti kepada awak media di Mapolda Metro Jaya, Senin (17/6).


Yuntri menjelaskan, uang sebesar 4 ribu dolar Singapura itu akan digunakan untuk aksi demo antikomunis dalam momentum Supersemar 11 Maret. Sementara Rp 50 juta akan digunakan untuk tur ke berbagai daerah menyampaikan antisipasi gerakan komunis.

Kivlan pun meminta bantuan kepada seorang bernama Kurniawan atau Iwan mengumpulkan massa untuk aksi demo Supersemar. Iwan sendiri saat ini berstatus tersangka eksekutor rencana pembunuhan empat tokoh.

"Itu Iwan (Kurniawan) ditugaskan untuk demo dan dia menyanggupi (mengumpulkan) seribu orang dari Banten sebagainya, nyatanya tidak ada, menghilang. Dicari Pak Kivlan dan Pak Hazmi untuk meminta pertanggungjawaban enggak ada," jelasnya.

"Kemudian ada lagi aliran dana sebesar Rp 50 juta itu untuk turun ke daerah-daerah untuk mengantisipasi gerakan-gerakan komunis," paparnya.

Ia berujar, Kivlan dan Habil Marati kenal melalui diskusi di grup Whatsapp.

"Ya ini masih grup WA (Whatsapp) diskusi tentang masalah gerakan GMBI, sifatnya gerakan WA grup diskusi tentang masalah kebangsaan sebagainya. (Kenal) Beberapa tahun yang lalu, dekat juga enggak, jauh juga enggak, tapi kenal baik," katanya.

Tak hanya itu, pemberian uang kepada Kivlan merupakan pemberian secara sukarela untuk kegiatan diskusi anti komunis.

"Iya sukarela aja karena di diskusi itu berkembang untuk keperluan (anti) komunis," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya