Berita

Pesawat terparkir di Bandara/Net

Bisnis

INDEF: Pemerintah Restui Kebangkitan Kartel Monopoli Industri Penerbangan

SENIN, 17 JUNI 2019 | 03:18 WIB | LAPORAN:

Mekanisme harga tiket pesawat yang disinkronisasi secara duopoli oleh pelaku usaha aviasi menandakan bangkitnya kartel monopoli di Indonesia.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J.Rachbini mengatakan, kebijakan dan pengelolaan industri penerbangan di Indonesia sebenarnya sudah baik dalam dua dekade terakhir.

Persaingan sehat di antara pelaku industri penerbangan, imbuhnya terjadi sejak tahun 2000. Namun, ia menyebut hal itu memburuk dalam beberapa waktu terakhir.


"Sekarang indikasi penyakit kartel monopoli kumat kembali seperti terlihat dari menkanisme harga harga yang disinkronisasi secara duopoli oleh pelaku usaha," ujar Didik melalui Diskusi Online INDEF (DOI) bertajuk "Mimpi Tiket Penerbangan Murah: Perlukah Maskapai Asing Menjadi Solusi", Minggu (16/6).

Lanjut dia, sebelum tahun 2000 industri penerbangan melakukan praktek kartel yang menyebabkan harga tiketnya mahal.

"Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melarang kartel, dan pelaku penerbangan melakukan persaingan sehingga setelah tahun 2000 sampai 2018, industri ini bersaing ketat dan harga tiket bersaing dan murah," tuturnya.

Kemudian kata Didik, setelah 2018, harga tiket menjadi mahal kembali. Dengan pelaku usaha yang duopoli, terjadi indikasi praktek kartel dan parahnya, terkesan ada pembiaran sehingga harga tiket mahal kembali.

"Tetapi sekarang kembali lagi ke periode sebelum tahun 2000, di mana praktek kartel berjalan justru didukung penuh dan diridhoi oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Perhubungan," tuturnya.

Dengan ini, solusi masuknya maskapai asing dalam membantu rute domestik Indonesia tidak akan menyelesaikan masalah tingginya harga tiket.

"Kembali lagi ke pertanyaan dasar. Jadi apa masalahnya? Masalahnya adalah praktek monopoli kartel tersebut, sehingga jika mengundang maskapai asing juga tidak akan menyelesaikan masalah," tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya