Berita

Anglo atau alat pembakar kuno di China/BBC

Dunia

Di Makam Kuno China, Peneliti Temukan Penggunaan Ganja 2.500 Tahun Yang Lalu

JUMAT, 14 JUNI 2019 | 06:29 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Ganja diperkirakan telah dihisap oleh manusia setidaknya sejak 2.500 tahun yang lalu. Begitu hasil studi yang dilakukan sejumlah peneliti yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances baru-baru ini.

Para peneliti menemukan bukti paling awal yang diduga terkait tentang penggunaan ganja dari makam yang terletak China barat.

Penggunaan ganja di masa lalu diduga terkait dengan ritual atau kegiatan keagamaan. Pasalnya, jejak penggunaan ganja diidentifikasi dalam pembakar kayu dari penguburan.


Tim peneliti menemukan alat pembakar kuno , atau anglo, di Pemakaman Jirzankal di wilayah Pegunungan Pamir. Mereka memperkirakan bahwa manusia di masa lalu menaruh daun ganja dan batu panas di anglo dan menghirup asap yang dihasilkan.

Tanaman ganja sendiri diketahui telah dibudidayakan di Asia Timur untuk biji berminyak dan serat dari setidaknya 4.000 sebelum masehi.

Lokasi penemuan anglo dan jejak penggunaan ganja di China itu sendiri berada di ketinggian yang memungkinkan ganja untuk tumbuh subur.

Ini adalah bukti paling awal dari ganja yang digunakan untuk sifat psikoaktifnya di masa lalu.

Dalam melakukan studi ini, para ilmuwan menggunakan metode yang disebut kromatografi gas-spektrometri massa untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa yang disimpan dalam pembakar.

Hasilnya, mereka menemukan jejak dari senyawa kimia kanabis atau ganja.

Temuan ini sesuai dengan bukti awal lainnya tentang keberadaan ganja dari penguburan lebih jauh ke utara, di wilayah Xinjiang China dan di Pegunungan Altai di Rusia.

"Temuan ini mendukung gagasan bahwa tanaman ganja pertama kali digunakan untuk senyawa psikoaktif mereka di daerah pegunungan di Asia Tengah timur, setelah itu menyebar ke wilayah lain di dunia," kata direktur di Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia di Jena, Jerman yang terlibat penelitian, Nicole Boivin, seperti dimuat BBC (Kamis, 13/6).

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya